INDORAYA – Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tentang Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil telah disetujui oleh DPRD dalam Rapat Paripurna, Jumat (7/2/2025).
Peraturan Daerah (Raperda) tersebut diharapkan akan menjadi payung hukum yang dapat memperkuat eksistensi dan kemandirian koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah.
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan bahwa keberadan Perda sangat penting karena menjadi payung hukum dalam pemberdayaan koperasi dan usaha kecil.
Melalui pemberdayaan, dia berharap dapat menjadi wadah untuk menumbuhkankembangkan koperasi dan usaha kecil di Jawa Tengah. Saat koperasi dan usaha kecil berhasil tumbuh, maka usahanya akan berdaya saing dan mandiri.
“Terima kasih kepada Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Provinsi Jawa Tengah dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembahasan yang intens, sehingga Raperda ini dapat disepakati hari ini,” kata Nana saat menyampaikan pendapat akhir Gubernur dalam rapat paripurna.
Dia menjelaskan bahwa Perda ini menjadi pedoman pemerintah daerah dalam upaya memberdayakan koperasi dan usaha kecil.
Pemberdayaan yang dilakukan meliputi aspek penguatan kelembagaan, produksi, pemasaran/promosi, pelibatan perangkat daerah lintas sektor dalam rangka pembinaan Koperasi dan usaha kecil, serta penerapan inovasi dan teknologi.
Keberhasilan pemberdayaan koperasi dan usaha kecil ini akan berkontribusi positif pula dalam pembangunan ekonomi daerah dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah.
“Ini wujud komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam mendorong, melindungi, dan menciptakan peluang berusaha yang kondusif,” ungkap Nana.
Anggota Bapemperda DRPD Jateng Catur Agus Saptono mengatakan, pembentukan perda ini tidak lepas dari pentingnya kebutuhan untuk memperkuat daya saing ekonomi daerah serta memberikan perlindungan terhadap sektor UMKM.
“Raperda ini merupakan bentuk aspirasi masyarakat terhadap kepastian hukum pemberdayaan pelaku UMKM dan koperasi di Jawa Tengah,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM, saat ini terdapat sebanyak 141.854 UMKM dan 28.483 koperasi di Jawa Tengah.
Adanya regulasi tersebut, tutur Catur, diharapkan dapat memberikan perlindungan dan meningkatkan peran pemerintah dalam menjalankan fungsinya untuk menyejahterakan masyarakat.