Ad imageAd image

Perahu Sopek Mendadak Mati Mesin di Tengah Laut Jepara, 3 Nelayan Panik

Athok Mahfud
5 Views
3 Min Read
Tim SAR gabungan sedang melakukan evakuasi perahu sopek yang mati yang membawa tiga nelayan di Pantai Beringin Jepara, Rabu (8/1/2025). (Foto: Dok. Basarnas)

INDORAYA – Sebuah perahu penangkap ikan jenis sopek asal Beringin, Kabupaten Jepara, mendadak mati mesin di tengah lautan. Tiga nelayan yang menaiki perahu panik sebelum diselamatkan oleh Tim SAR gabungan.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (8/1/2025) sekitar pukul 06.30 WIB pagi. Adapun lokasi matinya perahu berjarak sekitar satu mil dari Pantai Beringin, Jepara.

Tiga penumpang tersebut ialah Sukmari (44), Rofek (35), dan Jamal (37). Mereka bersal dari Kabupaten Tegal dan mulai melaut pada Selasa (07/1/24) pukul 19.00 WIB malam.

Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Budiono mengatakan, pada Rabu pagi saat hendak kembali ke dermaga, mesin kapal sopek mendadak mati. Hal ini membuat ketiga nelayan panik dan kebingungan.

Mereka terombang-ambing di tengah lautan Jepara karena ketiga nelayan itu sama sekali tidak ada yang menguasai permesinan.

“Mesin perahu mati dan tidak ada yang bisa menghidupkannya sehingga mereka terombang-ambing di lautan dan akhirnya meminta bantuan,” kata Budiono dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (8/1/2025).

Perahu sopek itu diduga mati mesin karena kemasukan air akibat ombak besar. Sukmari yang tidak bisa berbuat apa-apa akhirnya menghubungi pemilik kapal yang juga merupakan saudaranya.

Dengan informasi ini, Basarnas Semarang menerjunkan satu tim rescue dari Pos SAR Jepara untuk melakukan evakuasi. Evakuasi diperlukan karena kondisi para nelayan sendiri sudah lemas.

Ketiga nelayan itu juga tidak memiliki tenaga yang kuat untuk mendayung perahu ke pantai karena harus melawan ombak besar. Sehingga harus dijemput oleh Tim SAR.

Akhirnya dengan menggunakan perahu karet, Pos SAR Jepara berhasil mencapai perahu dan mengevakuasi ketiga nelayan tersebut. Untuk perahu sopek ditangani teknisi mesin yang sebelumnya juga turut serta dalam perahu karet.

Budiono mengatakan bahwa proses penjemputan nelayan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Ketiganya dalam kondisi lemas karena melaut semalaman.

“Ketiganya kami evakuasi ke Pantai Beringin, sedangkan perahunya dibawa teknisi ke dermaga beringin,” kata Budiono.

Lebih lanjut pihaknya mengimbau nelayan lainnya untuk waspada terhadap potensi gangguan cuaca ekstrem agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan, untuk lebih waspada terhadap kondisi cuaca sebelum melaut guna menghindari insiden serupa,” tandas Budiono.

Share This Article