Ad imageAd image

Penuhi Kebutuhan Pangan, Dishanpang Jateng Minta Pemda Ambil Jatah Beras 100 Ton di Bulog

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 6 Views
2 Min Read
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Jawa Tengah, Dyah Lukisari. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta pemerintah daerah mengambil jatah beras cadangan pangan pemerintah (CPP) sebanyak 100 ton yang disediakan Perum Bulog Kanwil Jateng.

Kepala Dishanpang Jateng Dyah Lukisari mengatakan, Bulog menyediakan 100 ton beras khusus bagi wilayah kategori awas kekeringan. Hal ini guna memenuhi kebutuhan pangan di wilayah yang produksi pertaniannya terdampak kekeringan.

Pihaknya menyayangkan sejumlah daerah yang belum mengambil beras cadangan pangan pemerintah (CPP) itu. Sehingga stok beras di daerah yang minim turut mempengaruhi harga yang melonjak naik.

“Ini kan kita lag kekeringan dan kita punya jatah di Bulog masing-masing daerah 100 ton. Tapi itu gak ada yang memanfaatkan karena mereka gak tahu statusnya apakah siaga, awas, atau kekeringan,” ujar Dyah, Senin (11/9/2023).

Dia berujar, berdasarkan prakiraan BMKG, hingga bulan Agustus 2023, 90 persen kabupaten/kota di Jateng berstatus awas dan siaga kekeringan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, pemerintah daerah diimbau mengambil cadangan beras di Bulog.

“Rilisnya BMKG dasarian kedua Agustus, mayoritas 90 persen itu siaga kekeringan. Artinya ini sudah boleh mengakses berasnya Bulog yang impor tadi, dan itu punya 100 ton,” ungkap Dyah.

Menurutnya, yang baru mengambil jatah beras hanya Kabupaten Boyolali yang kini statusnya masih awas kekeringan. Dia meminta daerah lain seperti Grobogan untuk segera mengambil jatahnya.

“Seandainya semua kabupaten yang kekeringan ini mengambil, saya kira Grobogan, grojokan (penyaluran: red) beras medium akan semakin banyak dan sampai hari ini yang ngambil hanya Boyolali baru 28 ton,” katanya.

“Padahal Boyolali bukan siaga lagi tapi baru awas. Itu di dalam aturanny siaga itu sudah boleh mengakses CPP-nya Bulog dan dia (Bulog) punya barangnya,” imbuh Dyah Lukisari.

Dengan begitu, ketika seluruh daerah memiliki cadangan beras, maka harganya tidak akan melonjak naik seperti sekarang.

“Nanti kalau gelontorannya semakin banyak, maka saya kira meredam harga juga. Yang kekeringan ini kenapa gak dimanfaatkan? Orang jelas-jelas bisa (diambil) kenapa ga dimanfaatkan dalam situasi harga melonjak naik,” tandas Dyah.

Share This Article
Leave a comment