Ad imageAd image

Penuhi Aspirasi Pedagang, Pembangunan Pasar Induk MAJT di Kota Semarang Dilanjutkan

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 954 Views
3 Min Read
Pengelola Pasar Induk MAJT-MAS Hasan Maulana menunjukkan rencana bangunan pasar. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Yayasan Nadzir Wakaf Banda Masjid Agung Semarang (MAS) melanjutkan pembangunan Pasar Induk Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di kawasan eks relokasi Pasar Johar. Hal ini dilakukan setelah Pemkot Semarang tidak memperpanjang sewa kontrak kawasan tersebut.

Pengelola Pasar Induk MAJT-MAS Hasan Maulana mengatakan, pihaknya ingin meneruskan operasi Pasar Induk MAJT yang sebelumnya dibangun secara bertahap. Hal ini berdasarkan aspirasi mayoritas pedagang yang sudah nyaman berjualan di Pasar Induk MAJT.

“Per tanggal 21 Desember 2021, untuk relokasi Pasar Johar tidak diperpanjang oleh Pemkot karena Pasar Johar yang disiapkan itu sudah siap. Jadi, yayasan sepakat untuk meneruskan pasar relokasi ini,” ungkapnya saat ditemui Indoraya.news, Senin (22/5/2023).

BACA JUGA:   Sejak 1968 Pura Agung Giri Natha Semarang Tak Jatuhkan Air Hujan ke Pemukiman

Menurut Hasan, kawasan MAJT dianggap pedagang sebagai tempat pasar induk yang paling layak. Pasalnya lokasinya luas serta didukung dengan kemudahan akses dan layanan transportasi.

“Semua pedagang buah besar masih ingin berjualan di pasar induk MAJT, karena MAJT dianggap paling layak untuk pasar induk. Satu tempatnya luas, kedua akses transportasi terpenuhi. Akses transportasi kemana pun mudah, karena kalau perkulakan atau pasar induk yang utama itu,” ucapnya.

Selain untuk memenuhi aspirasi pedagang, pengoperasian Pasar Induk MAJT juga menjadi langkah dari Yayasan Nadzir Wakaf Banda MAS untuk memaksimalkan penggunaan tanah wakaf.

BACA JUGA:   Tiga Belas Orang Diperiksa soal Kasus Dugaan Dana Aspirasi Desa Banprov Jateng Disunat

Hasan mengaku berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya, sebanyak 715 penjual menyatakan setuju pembangunan Pasar Induk MAJT dan tetap ingin mencari pundi-pundi rupiah di pasar tersebut.

Rencananya, pasar ini memiliki luas 10 hektare lengkap dengan 76 blok. Setiap blok terdiri dari 36 lapak. Dari total luas lahan, hanya 60 persen yang akan dibangun. Sisanya dipergunakan untuk fasilitas umum, seperti musala, masjid, toilet, lahan terbuka hijau, dan lainnya.

Menurut Hasan, saat ini baru ada empat blok pasar yang sudah terbangun, yakni Blok F dan Blok G. Pembangunan sebanyak delapan blok akan dilanjutkan dalam 6 bulan ke depan.

BACA JUGA:   PSIS Semarang Hengkang dari Stadion Citarum, Pemkot Bantah Dituding Mengusir

Ia melanjutkan, tidak semua blok terdiri dari 36 pedagang. Pasalnya, lanjut Hasan, ada satu pedagang yang membeli lebih dari satu lapak.

“Karena ini sudah 4 blok, maka tersedia 36×4 itu bloknya yang sekarang. Tapi pedagang tidak mesti 36 orang (yang ada dalam blok tersebut), karena satu orang bisa mengambil 2 bahkan 3 lapak,” tandas Hasan.

Share this Article
Leave a comment