Penggunaan Air Tanah di Pesisir Tak Terkendali, Pemkot Semarang Siapkan Tim Gabungan

Athok Mahfud
19 Views
2 Min Read
Wali Kota Semarang saat menghadiri acara Halal Bihalal bersama DP2K di Gedung Suara Merdeka, Kamis (02/06/22) (dok. istimewa)

INDORAYA – Pemerintah Kota Semarang menyoroti penggunaan air tanah di wilayah pesisir yang dinilai tidak terkendali. Rencananya tim gabungan akan dibentuk untuk mengatasi masalah tersebut.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut akan menugaskan Satpol PP dan melibatkan kepolisian dalam tim gabungan untuk mengendalikan pengambilan air tanah oleh masyarakat di wilayah pesisir.

Tidak hanya itu, di depan para anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K), Hendi menegaskan bahwa pihak-pihak yang masih memakai air tanah akan didorong untuk beralih menggunakan suplai air dari PDAM Tirta Moedal.

“Dalam waktu dekat akan membentuk tim gabungan suplai air bersih dari PDAM, serta provinsi sebagai penegak aturan pemakaian air tanah yang tidak berizin,” katanya dalam acara Halal Bihalal dengan DP2K di Gedung Menara Suara Merdeka, Kamis, (02/06/22).

Hal itu ditegaskannya sebagai respon terhadap berbagai masukan pemerhati lingkungan yang menyebut pemakaian air tanah sebagai salah satu faktor yang mempercepat penurunan muka tanah.

“Kami ingin suplai air bersih tercukupi dengan baik secara legal. Karena selama ini perusahaan di daerah pesisir tidak memakai PDAM tapi mengambil air tanah secara langsung,” tegasnya.

Di sisi lain, Hendi juga menerangkan langkah strategis penanganan rob di pesisir Kota Semarang lainnya melalui pembangunan jalan tol yang akan berfungsi sebagai tanggul laut.

“Tol ini diharapkan bisa berfungsi sebagai tanggul laut, sebenarnya sudah 2 tahun lalu namun terkendala dengan undang-undang agraria, tanahnya juga terendam air maka hak atas tanah tersebut hilang,” urai Hendi.

Namun sekarang sudah ada solusi, sehingga pembangunannya bisa segera dikerjakan. Ditargetkan pembangunan jalan tol tersebut akan selesai dalam waktu dua tahun.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut Hendi bersikap terbuka dengan masukan lain dari DP2K terkait upaya penanggulangan persoalan banjir dan rob di pesisir Semarang.

Ia optimis bahwa bersama DP2K, masukan seluruh para ahli dapat digabungkan untuk menghadapi tantangan perubahan alam melalui cara yang paling efektif dan efisien. Sehingga masukan yang didapatkan ini dapat menangani banjir dan rob di Semarang.

Share This Article