INDORAYA – Sosok pemimpin di Jawa Tengah (Jateng) yang akan menggantikan Gubernur Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen di tahun 2024 mendatang diharapkan dapat memahami dan menguasai berbagai isu krusial dan strategis yang ada di Jateng.
Pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono membeberkan sejumlah isu krusial dan strategis yang perlu dikuasai calon pemimpin Jawa Tengah pasca periode kepemimpinan Ganjar-Yasin.
Menurutnya, ada sejumlah persoalan krusial jangka panjang di Jateng. Pertama soal angka kemiskinan. Berdasarkan laporan dari BPS Jateng, pada Maret 2023 tercatat sebanyak 3,79 juta penduduk miskin atau 10,77 persen.
Isu krusial kedua yaitu disparitas atau jarak pembangunan antar daerah di Jateng. Menurut Teguh, ada sejumlah daerah dengan pembangunan yang pesat seperti Kota Semarang, namun ada juga yang lambat seperti Kabupaten Brebes.
“Kota Semarang, Solo, Tegal, Magelang, itu lain pembangunannya (lebih pesat). Ini menandakan disparitas antar wilayah, antar daerah, tidak beraturan. Ini mestinya dilakukan dengan penetrasi kebijakan,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam FGD “Mencari Figur Pemimpin Jawa Tengah Pengganti Ganjar-Yasin” yang digelar Forum Peduli Jawa Tengah di Hotel Up Peak Semarang, Senin (21/8/2023).
Menurut Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undip tersebut, calon pemimpin Jateng juga harus memahami bagaimana strategi menumbuhkan perekonomian masyarakat pasca pandemi.
“Kemudian keempat yaitu peningkatan daya saing dan kompetensi (Sumber Daya Manusia: red). Ini kalau dicek di RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Bapedda di dokumen, pasti disinggung terus,” beber Teguh.
Adapun isu krusial selanjutnya yaitu tata kelola kelembagaan. Menurut Teguh, Gubernur akan membawahi kepala daerah di 35 kabupaten/kota. Maka idealnya seorang harus mampu berkoordinasi dan bersinergi dengan jajaran di bawahnya.
Dia melanjutkan, isu krusial keenam yang harus dikuasai oleh calon gubernur Jateng yang akan maju di Pilgub Jateng 2024 yaitu persoalan infrasruktur, mulai dari jalan, jembatan, maupun infrastruktur penunjang sumber daya air.
“Keenam infrastruktur. Membangun jalan itu ada life time-nya kapan dia rusak, membangun jembatan juga ada life timenya. Begitu juga irigasi sungai semua itu ada lima timenya,” ungkap Teguh.
Terakhir, lanjut Teguh, persoalan bencana alam juga akan menjadi isu krusial di Jateng. Mengingat Jateng sendiri sering dilanda bencana, misalnya banjir rob di wilayah pesisir Pantura yang masih terus melanda.
“Ketujuh isu ini akan menjadi viral tema hingga Pilgub di bulan November 2024 mendatang,” ungkap Teguh.
Menghadapi sejumlah itu tersebut, ia pun menyebutkan beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin Jateng pasca Ganjar-Yasin. Mulai dari kemampuan memimpin, komunikasi, koordinasi dan sinergi, juga kemampuan supervisi dan administrasi.
Selain itu, Teguh juga membeberkan kemampuan lain seperti skill lobying dengan pemerintah pusat, kemampuan mengayomi dan melindungi masyarakat daerah, serta mampu menjadi sosok yang merepresentasikan Jawa Tengah.
“Menghadapi isu ini dalam pandangan saya yang dibutuhkan nanti gubernur seperti apa. Gubernur besok ga harus pintar-pintar amat, karena yang dibutuhkan bisa koordinatif, supervisi, dan evaluasi,” tandas Teguh.