Pengamat Politik Soal Slogan Perubahan yang Diusung Anies: Ada Krisis Identitas

Redaksi Indoraya
13 Views
2 Min Read

INDORAYA – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mempertanyakan identitas Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.

Qodari menyebut keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan, serta masuknya PKB membuat koalisi Perubahan tersebut kehilangan identitasnya. Pasalnya, PKB merupakan partai dari pemerintah.

“Ketika kita bicara mengenai perubahan versus keberlanjutan. Antara Anies yang selama ini oposisi dengan AHY yang sama sama oposisi. Itu kan sama sama sejalan gitu, ya sama sama sejalan,” jelas Qodari di Podcast Youtube Total Politik, pada Senin (9/10/23).

Dia juga menilai bahwa Partai NasDem dan PKB itu berseberangan. Menurutnya, Anies yang membangun citra sebagai Muslim modernis itu bertolak belakang dengan Cak Imin yang merupakan muslim tradisional.

“Tetapi ketika masuk Muhaimin, pertama Anies itu citranya featurenya islam modernis, Muhaimin Islam tradisional, itu kutub Utara kutub Selatan,” papar Qodari.

Selanjutnya, dia menilai bahwa slogan yang dibawa oleh Koalisi Perubahan yang mengusung Anies-Cak Imin atau AMIN itu mulai pudar karena tidak sejalan.

“Yang kedua, slogan perubahan itu menjadi tambah kabur. Karena tadinya itu perubahan itu partai oposisi ada dua, sekarang Partai oposisi ya tinggal satu. Duanya adalah partai pemerintahan,” tambah dia.

Oleh karena itu, menurut Qodari, pasangan AMIN tersebut mengalami krisis identitas. Dia juga menilai kurangnya chemistry dari keduanya.

“Ini AMIN yang tidak AMIN sebetulnya. Ini justru krisis identitas. Krisis dari segi konsep perubahan, slogan perubahan dan krisis juga dari kimia sosial.” ungkap Qodari.

‘Sosial chemistry nya ini kacau ini, nggak ketemu ini, “ujar dia.

Share This Article