Pemprov Minta Tanggul Sungai Jebol Penyebab Banjir Grobogan Ditutup Maksimal Dua Hari

Athok Mahfud
809 Views
3 Min Read
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat mengecek proses penutupan tanggul jebol di Baturagung, Kabupaten Grobogan, Selasa (11/3/2025). (Foto: Dok. Pemprov Jateng)

INDORAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) meminta tiga tanggul jebol di Sungai Tuntang penyebab banjir di Kabupaten Grobogan ditutup maksimal dua hari.

Ada tiga titik tanggul yang jebol di sungai tersebut dengan ukuran berbeda-beda, meliputi satu titik di Desa Baturagung Kecamatan Gubug, satu titik di Desa Papanrejo Kecamatan Gubug, dan satu titik di Desa Sukoreko Kecamatan Tegowanu.

“Saya tidak mau tahu, besok sing penting buntu (tanggul tertutup). Kalau tidak tertutup, kasihan. Karena aliran air terus menggenangi rumah warga,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi usai mengecek proses penutupan tanggul jebol di Baturagung, Grobogan, Selasa (11/3/2025).

Tenggat waktu dua hari itu didasarkan pada progres serta penjelasan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana selaku pihak yang bertanggungjawab pada Sungai Tuntang.

Luthfi berkata, penutupan aliran air itu adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Langkah berikutnya yakni membenahi tanggul, bahkan ia juga mendorong agar dilakukan normalisasi.

Dengan begitu, pihaknya berharap tidak terjadi tanggul jebol lagi yang membuat permukiman warga terendam banjir. Terlebih ini mendekati Hari Raya Idul Fitri.

Dikatakan Luthfi, Pemprov Jateng bakal berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan normalisasi tanggul. Sebab, tanpa dinormalisasi dikhawatirkan tanggulnya kembali jebol.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BKMG) agar dilakukan modifikasi cuaca saat masa perbaikan tanggul tersebut.

“Setelah jebolnya ditutup, maka dilakukan normalisasi. Alokasi anggaran dari pusat. Kemudian modifikasi cuaca,” ungkap Mantan Kapolda Jawa Tengah tersebut.

Penyebab utama jebolnya tanggul ini karena intensitas curah hujan ekstrem di wilayah hulu Rawapening. Bahkan, intensitasnya mencapai 160,5 mm atau lebih dari 150 mm sebagai batas status ekstrem.

Sementara itu, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Pemali Juana, Laode Bakti mengatakan, percepatan penutupan tanggul jebol telah dilakukan.

Pihaknya mengupayakan selesai dalam dua hari. Selain itu, pihaknya juga meminta pada warga melaporkan jika ada tanda-tanda kerusakan pada tanggul.

Usai meninjau tanggul, Gubernur Ahmad Lutfi melanjutkan agenda rapat koordinasi dengan Pemkab Grobogan dalam penanganan banjir di Polres Grobogan.

Bupati Grobogan, Setyo Hadi mengatakan, banjir kali ini berdampak di 6 kecamatan dan 26 desa. Jumlah pengungsi menjadi 1.202 jiwa dan ada 5.501 rumah terendam banjir. Tidak hanya itu, seluas 526 hektar area pertanian juga tergenang.

Share This Article