Ad imageAd image

Pemprov Jateng Gali Potensi Ekonomi Sirkular dan Transisi Energi, Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Athok Mahfud
2 Views
3 Min Read
Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat menghadiri acara Diseminasi Implementasi Ekonomi Sirkular dan Transisi Energi di Jawa Tengah di Wisma Perdamaian, Kota Semarang Kamis (19/12/2024). (Foto: Dok. Pemprov Jateng)

INDORAYA – Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana menyebut bahwa sektor ekonomi sirkular dan transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk meningkatkan ekonomi sirkular dan EBT. Saat ini potensi ekonomi sirkular dan EBT perlu terus digali agar bisa berkontribusi agar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Ekonomi sirkular sudah banyak dikerjakan masyarakat dan perlu kita tingkatkan lagi,” katanya saat menghadiri acara Diseminasi Implementasi Ekonomi Sirkular dan Transisi Energi di Jawa Tengah di Wisma Perdamaian, Kota Semarang Kamis (19/12/2024).

Nana bilang, pemerintah memang perlu mewadahi pelaku ekonomi sirkular. Sebab mereka orang-orang kreatif dan inovatif yang mampu memanfaatkan potensi-potensi ekonomi yang ada di lingkungan sekitarnya.

Sebagai informasi, ekonomi sirkular ialah model ekonomi yang menggunakan semua produk dan material yang dirancang untuk dapat digunakan kembali (redused), diproduksi kembali (remanufactured), didaur ulang (recycled), dan dipertahankan di dalam kegiatan ekonomi selama mungkin.

“Kami ingin meningkatkan kembali peran pemerintah dalam rangka sebagai pembina, pembimbing, dan mewadahi kegiatan masyarakat. Saya rasa ekonomi sirkular ini perlu perhatian,” imbuh Nana.

Dia mengatakan, pengembangan ekonomi di dua sektor tersebut menjadi salah satu program priorita Pemprov Jateng di bawah kepemimpinannya.

Sejauh ini, implementasi ekonomi sirkular dan pemanfaatan EBT di Jateng terbagi menjadi empat tema utama. Meliputi pengelolaan sampah, sirkularitas sektor pangan, sirkularitas sektor non-pangan, dan pemanfaatan EBT.

Untuk tema pengelolaan sampah, di antara programnya meliputi pengolahan sampah berbasis masyarakat, menyalurkan sampah elektronik ke pusat daur ulang tersertifikasi, mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif Refuse-Derived Fuel (RDF), dan lainnya.

Sedangkan program untuk sektor pangan di antaranya penerapan manajeman susut dan sisa pangan atau Food Loss and Waste (FLW).

Sektor non pangan, seperti fashion dan tekstil. Penerapannya melalui Substainable Fashion yang menggunakan bahan-bahan eco-friendly, daur ulang, dan upcycle dari sisa-sisa bahan seperti kayu dan tempurung kelapa.

Adapun program pemanfaatan EBT yakni pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pengembangan energi angin dan gelombang laut, pembangkit listrik tenaga surya, program desa mandiri energi, dan lainnya.

Nana Sudjana berkata, pengembangan ekonomi tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Selain itu juga bisa mengurangi angka pengangguran.

Akademisi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sri Yunanto mengatakan, praktik ekonomi sirkular dan energi alternatif yang sudah ada harus terus dilanjutkan. Oleh karena itu, peran dari pemerintah, swasta, dan instansi lainnya sangat dibutuhkan.

Menurut dia, kolaborasi pentahelik yang meliputi pemerintah, swasta, akademisi, media, dan masyarakat sangat penting dalam menjaga dan meningkatkan implementasi yang sudah berjalan.

Share This Article