INDORAYA – Sebanyak 114 both akan meramaikan Festival Pendamping Beras yang diselenggarakan saat Car Free Day di Simpanglima, Kota Semarang, Minggu (8/10/2023).
Perlu diketahui, acara tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk menjaga kedaulatan pangan.
Melalui Festival Pendamping Beras ini salah satu merespon dampak dari kemarau panjang yang mengakibatkan harga bahan pokok seperti beras dan gula yang mengalami kenaikan.
“Festival ini berangkat dari dorongan Presiden RI ke-5 sekaligus Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam penutupan Rakernas IV PDI Perjuangan,” ujar Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat memberikan keterangan kepada awak media di Lobby Balai Kota Semarang, Kamis (5/10/2023).
Ita, begitu sapaan akrabnya mengatakan setelah festival ini digelar harapannya masyarakat bisa tidak ketergantungan dalam mengonsumsi nasi ataupun yang mengandung gandum.
Untuk itu, ia menyarankan kepada masyarakat agar pengganti nasi atau gandum bisa mengolah makanan dari bahan lainnya seperti sorgum, singkong, dan sukun.
Dalam kesempatan ini, Ita melanjutkan dalam Festival ini nantinya akan proses memasak, serta pihaknya akan mengajak chef-chef atau koki hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI).
Hal itu bertujuan untuk memberikan tutorial memasak selain dengan menggunakan bahan gandum dan beras.
“Nanti akan ada demo memasak yang diikuti oleh teman-teman pemerintah kota, termasuk saya, akan ada 114 bot yang akan melakukan aktivitas masak. Bahan-bahan semuanya bukan dari gandum, melainkan sorgum yang ternyata bisa dioalah. Dan akan ada chef-chef hotel yang akan mengajari dan mengedukasi masyarakat yang ada di Kota Semarang dengan bahan non beras dan gandum,” kata Ita.
Ita menjelaskan jika program ini merupakan awal dari upaya ketahanan pangan di Kota Semarang. Dirinya menyebut sebenarnya ada 10 bahan makanan pendamping beras yang bisa dijadikan sajian utama.
“Jadi pendamping beras ada 10, ada hanjeli, sorgum, sukun, porang, ubi, jagung, singkong, pisang. Nanti setiap hotel akan menyajikan produk makanan dari bahan non-beras,” paparnya.
Di sisi lain, Ita menambahkan, melalui program ini, masyarakat Kota Semarang tidak perlu lagi khawatir tentang harga beras dan gula yang semakin naik. Selain harganya yang murah, mengkonsumsi selain bahan beras dan gula juga lebih menyehatkan tubuh karena kandungan gula hang lebih rendah.
“Jadi stigma salah, kenapa dinamai Pendamping Beras karena kita tiap pagi sampai malam makannya dari beras. Dan saya tiga bulan ini gak makan nasi dan gula, ternyata tambah sehat sekaligus diet dan sekaligus ngirit,” imbuhnya.