Ad imageAd image

Pemerintahan Prabowo-Gibran Tidak Bergantung Lagi pada Impor Pangan Mulai 2025

Dickri Tifani
5 Views
2 Min Read
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) usai Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Selasa (31/12/2024). (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan mulai melaksanakan kebijakan penghentian impor beras, gula, jagung untuk pakan ternak, dan garam untuk konsumsi pada tahun 2025, sebagai langkah menuju kemandirian pangan nasional.

Rencana tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan alias Zulhas usai Rapat Koordinasi (Rakor) Terbatas Bidang Pangan Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Selasa (31/12/2024).

Zulhas menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah memerintahkan kepada para menteri, termasuk dirinya untuk tidak cengeng, minder, atau pesimis, melainkan harus bekerja keras dengan semangat tinggi.

Ia menegaskan, jika upaya dan kerja keras belum membuahkan hasil, baru kemudian dapat dievaluasi. Sebagai langkah konkret, Presiden memastikan mulai tahun 2025, Indonesia akan menghentikan impor beras, gula, jagung untuk pakan ternak, dan garam untuk konsumsi.

“Kami sudah putuskan dengan semangat itu kita sudah tidak impor lagi besok nih bukan tahun depan, 2025 mulai berlaku tidak impor beras, dan tidak impor gula untuk konsumsi ya. Tidak impor jagung untuk pakan ternak, tidak impor garam,” ungkap Zulhas saat konferensi pers, kemarin.

Oleh sebab itu, Zulhas mendorong pengusaha dan petani untuk berlomba-lomba meningkatkan produksi dalam negeri.

Di samping itu, untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah akan mengoptimalkan penggunaan pupuk, irigasi, serta penyuluhan kepada petani.

“Kita akan buka sawah di Merauke 2 juta hektare, perkebunan tebu 1 juta hektare. Berarti hampir 3 juta, itu nanti perlu waktu lebih lama 5, 6, 7 tahun,” tegasnya.

“(lahan) Jateng juga termasuk optimalisasi, bukan buka lahan baru,” imbuhnya.

Share This Article