Pemerintah Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Intensitas Hujan Saat Libur Nataru

Redaksi Indoraya
13 Views
3 Min Read
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berupaya mengurangi intensitas hujan untuk meminimalkan risiko bencana selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Pratikno menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi selama Nataru, mengingat peringatan dari BMKG terkait peningkatan suhu air laut yang dapat menyebabkan hujan disertai angin kencang dan petir di beberapa wilayah.

“Intinya bahwa satu, kita pemerintah mencoba berusaha untuk mengurangi volume hujan yang begitu ekstra luar biasa berat di daratan,” kata Pratikno ditemui di UGM, Sleman, DIY, Kamis (19/12/2024).

Upaya ini dilakukan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC), dengan tujuan agar hujan lebih banyak turun di laut sebelum awan mendung mencapai daratan. Rekayasa cuaca ini direncanakan dilakukan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan sebagai langkah antisipasi.

Selain itu, Pratikno juga meminta pemerintah daerah untuk memeriksa infrastruktur fisik, seperti saluran air dan drainase, agar tidak ada yang tersumbat.

“Tapi lebih dari itu, kami juga minta kepada pemda, makanya kami mengundang pemda-pemda juga kabupaten kota agar segera mengecek infrastruktur fisik. Jangan sampai ada got, drainase yang tersumbat dan lain-lain,” imbuh mantan rektor UGM itu.

Pratikno juga mengimbau agar setiap pihak terkait memeriksa kesiapan sistem peringatan dini (early warning system/EWS) di masing-masing wilayah. Ia meminta BPBD, TNI, Polri, dan relawan untuk memperkuat sosialisasi mitigasi bencana.

“Nah, itu juga makanya kita berusaha untuk mereduksi (risiko bencana). Makanya kita juga sudah antisipasi kemungkinan jalur-jalur (angkutan) Nataru, penyeberangan, itu seandainya ombak besar, kita sudah antisipasi itu juga menggunakan kapal yang lebih besar dan lain-lain,” katanya.

“Kita juga memberikan penekanan memang jalur Nataru harus lebih disiapkan lebih lebih seriuslah ya,” pungkas Pratikno.

Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebutkan bahwa periode libur Natal dan Tahun Baru akan diiringi dengan curah hujan tinggi karena berada pada puncak musim hujan yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah.

Dwikorita menjelaskan bahwa pada Desember, puncak musim hujan terjadi di sebagian wilayah Jawa, terutama bagian selatan. Sementara pada Januari, puncak musim hujan akan terjadi di bagian tengah hingga utara Jawa.

Ia juga mengingatkan peningkatan curah hujan yang dapat memengaruhi mobilitas masyarakat selama libur Nataru, khususnya di Sumatera dan Jawa.

“Musim hujan ini disertai dengan terjadinya La Nina lemah yang berdampak pada peningkatan curah hujan mencapai diprediksi 20 persen dari normalnya,” jelasnya.

Share This Article