Ad imageAd image

Pelestarian Kebahasaan di DIY Patut Ditiru Jateng

Redaksi
By Redaksi
14 Views
3 Min Read
Jajaran Komisi E sedang melihat arsip kuno yang berada di Balai Bahasa DIY. (foto dok/DPRD Jateng)

INDORAYA – Implementasi program serta inovasi terobosan yang dimiliki Balai Bahasa Provinsi DIY sangat luar biasa. Sekarang ini balai kebahasaan tersebut sudah memiliki banyak inovasi pelayanan, di antaranya Abdi Bahasa dan Jaga Bahasa, Revitalisasi Bahasa dan Satra Jawa dan masih banyak lagi.

Hal itu diketahui saat kunjungan Komisi E DPRD Provinsi Jateng ke Kantor Kantor Balai Bahasa Provinsi DIY, Senin (10/1/2022). Dalam diskusi bersama Kepala Balai Bahasa DIY, Imam Budi Utomo, didampingi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Linda Chandra Ariyani, Ketua Komisi E Abdul Hamid mengaku, program-program untuk pengembangan pelestarian bahasa Indonesia di Jogja ini sebaiknya diteruskan agar tetap penting untuk generasi mendatang.

“Tujuan kami dari Jateng ingin belajar mengenai pengembangan yang sudah dilakukan oleh Balai Bahasa untuk bahasa dan sastra Indonesia, serta bagaimana memperkuat identitas ke-Indonesiaan itu sendiri terhadap bahasa Indonesia,” ujarnya.

Sementara, anggota Komisi E Muh Zen menanyakan soal pelatihan yang didapat oleh pendidik dalam pengembangan bahasa dan sastra untuk anak didiknya, supaya sesuai dengan yang diharapkan oleh Balai Bahasa Yogyakarta.

“Pelayananan teknisnya agar kemampuan mereka di bidang bahasa bisa sesuai dengan yang dinas ini harapkan. Bagaimana menyamaratakan kapasitas kompetensi guru-guru terkait penyampaian materi untuk anak-anak terutama untuk pengembangan bahasa dan sastra ini,” jelas Zen.

Anggota Komisi E lainnya, Tazkiatul Muthmainnah atau kerap disapa Iin menanyakan mengenai program terobosan Balai Bahasa untuk pengembangan serta pelestariannya.

“Masyarakat kita sudah banyak melupakan bahasa baku Indonesia, baik dalam pengucapan maupun tulisan. Bagaimana agar Bahasa Indonesia lebih menarik? Detail dari program terobosan seperti apa agar Bahasa Indonesia, sastra maupun bahasa daerah lebih dicintai,” tanya Iin.

Menanggapi hal itu, Imam menjawab bahwa masyarakat di Yogyakarta sudah dengan sendiri melestarikan bahasa dan sastra terutama bahasa daerah yaitu bahasa Jawa.

“Kami merekrut banyak duta bahasa untuk menggerakkan hal tersebut, karena sasaran kepada pelajar, remaja dan pemuda,” tegas Purwanto.

Untuk bidang pendidikan, Imam mengatakan peningkatan kompetensi pengajar berasal dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Balai Bahasa DIY harus koordinasi dengan daerah terkait program pengajaran.

“Untuk isi dari program yang rencana akan kami jalankan pada tahun ini adalah adanya lomba atau festival tiap kabupaten atau kota, festival mendongeng bahasa Jawa, lomba pranata cara, dan masih banyak lagi,” ujar Imam.

Sebagai informasi, Komisi E juga mengapresiasi Balai Bahasa karena masih memelihara buku-buku kuno yang ditata rapi dan disimpan layak walaupun umur buku tersebut sudah di umur puluhan tahun.(IR)

Share This Article