Ad imageAd image

Pedagang di Kota Semarang Sebut Harga Beras Naik 10 Persen

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 12 Views
4 Min Read
Harga beras di Pasar Dargo, Kota Semarang terpantau masih tinggi, Jumat (22/9/2023). (Dickri Tifani Badi/Indoraya)

NDORAYA – Pedagang beras di Kota Semarang menyebut harga beras masih tinggi di pasaran. Bahkan, lonjakan harga komoditas tersebut mencapai 10 persen.

Berdasarkan pantauan di sentral beras Pasar Dargo pada Jumat (22/9/2023), beras kualitas premium isi 25 kilogram, pedagang menjual mencapai Rp 344 ribu, sedangkan beras kualitas medium dibanderol seharga Rp 315 ribu.

Kalangan pedagang di pasar tersebut pun menyebut kondisi ini jauh lebih parah dibanding dengan tahun lalu.

“Lonjakan harga beras sudah lebih dari 10 persen. Kalau kondisi harga tahun ini sudah terlihat paling tinggi ketimbang tahun kemarin,” ungkap Ros, seorang pemilik toko beras Unggul di Pasar Dargo Semarang kepada Indoraya, Jumat (22/9/2023).

Ros menjelaskan tokonya untuk mendapatkan pasokan beras dari para petani di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng). Jika di Demak tidak ada stok, dirinya juga mengambil di beberapa sentra penghasil padi di Jawa Timur dan Indramayu Jawa Barat.

Meski memiliki tempat pasokan beras di beberapa daerah di Jawa, Ros menyebut harga beras masih tetap naik alias tidak mengalami penurunan hingga saat ini.

Pasalnya, harga beras kian melonjak dikarenakan mengikuti patokan harga gabah di tingkat petani.

Misalnya, harga gabah per hari ini, yakni tembus Rp 7.700 per kilogram. Harga gabah itu pun membuat kelonjakan beras di pasaran. Diprediksi, kenaikan harga beras hingga sampai datangnya musim panen raya.

“Tapi ini (kenaikan harga) belum selesai. Karena para pemilik slepan dan pemain beras prediksinya harga gabahnya masih terus bergerak. Karena panennya masih berapa lama lagi,” ujarnya.

Tentunya, kondisi harga beras melambung tinggi ini membuat Ros pasrah. Ia hanya cuma mengandalkan panen raya dari Kabupaten Demak mengingat jaraknya dengan Semarang yang berdekatan.

Menurut informasi yang dia peroleh, panen raya di Kabupaten Demak yakni diprediksi akan jatuh pada bulan Januari 2024 mendatang.

“Saya cuma mengandalkan panen raya di Demak. Itu harapan kita satu-satunya. Kalau sudah panen harga berasnya bisa turun cuman gak tahu berapa banyak. Karena kan panennya mungkin bulan Januari. Ya semoga saja bisa stabil harganya,” tutur Ros.

Senada, pedagang beras lainnya bernama Agus Wijaya, mengatakan harga dari agen beras saat ini, masih tinggi.

Seperti halnya harga beras untuk ukuran 25 kilogram berkisar antara Rp30 ribu-Rp50 ribu.

Bahkan, Agus bisa memutar otak agar harga bisa tidak melonjak tinggi. Sehingga, ia terpaksa harus mengikuti harga gabah yang terbilang sangat melejit.

“Harga gabah dari Demak yang tadinya cuma Rp5.000, sekarang sudah jadi Rp7.000 lebih per kilogram. Gabah tinggi harganya karena musim kemarau jadi hasilnya gak maksimal. Jalan satu-satunya ya nunggu panen raya aja,” paparnya.

Menurutnya, setiap harinya harga beras semakin naik, sehingga pembeli memilih untuk beralih membeli beras kualitas medium yang harganya relatif rendah ketimbang beras premium.

Setiap harinya, Agus bisa menjual 1 ton beras medium. Pembeli memilih beralih beras medium dengan kualitas yang hampir mirip dengan premium, dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan saban hari.

“Orang-orang sekarang lebih pilih beras medium ketimbang yang premium. Setiap hari yang kualitas medium laku 1 ton karena kualitasnya juga bagus. Selisihnya gak beda jauh sama premium,” ungkapnya.

Atas kenaikan harga beras, Agus berharap pemerintah pusat segera mencarikan upaya agar harga beras bisa stabil kembali.

Jika kondisi ini terus menerus, maka sebagai penjual dan pembeli akan merasa terbebani.

“Sebaiknya pemerintah stabilkan harga beras aja. Kalau bisa di harga sekarang saja biar masyarakat gak kebingungan,” pungkasnya.

Share This Article
Leave a comment