INDORAYA – Menyambut Bulan Suci Ramadan, Kota Semarang memiliki tradisi unik, yakni Dugderan. Tradisi ini sempat disetop selama tiga tahun lamanya akibat pandemi Covid-19.
Dalam tradisi turun temurun ini memiliki rentetan acara yang sangat menarik dalam penyambutan bulan puasa tahun ini. Salah satunya adalah Pasar Dugderan yang digelar hingga 21 Maret mendatang.
Dengan kembalinya digelar Pasar Dugderan ini, langsung disambut antusias oleh masyarakat Kota Semarang.
Mei, misalnya, warga Semarang Timur itu sengaja datang ke Pasar Dugderan lantaran merasa kerinduan perayaan tersebut yang sudah lama tidak digelar di Kota Semarang. Kini, kerinduannya bisa terobati kemudian ia mengatakan anak-anaknya berjalan-jalan ke Pasar Dugderan, Selasa (14/03/2023).
“Dugderan kan khasnya Semarang. Kangen sudah lama tidak ada dugderan,” ucap Mei sembari menikmati kuliner yang dibeli.
Saat datang ke Pasar Dugderan ini, ia langsung membeli mainan tradisional seperti kapal-kapalan dan beragam mainan gerabah. Itulah yang membuat Mei rindu jika Pasar Dugderan digelar.
Tidak hanya membeli mainan saja, namun ia mengungkapkan bahwa anak-anaknya pun suka naik wahana permainan di Pasar Dugderan.
Menurut Mei, perayaan Dugderan tahun ini terlihat ramai semenjak Alun-alun Pasar Johar sudah rampung pembangunannya.
“Dulu kan tidak ada alun-alun, kalau sekarang ada alun-alun jadi kelihatan lebih ramai,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Akmal, yang merupakan warga Gajah Semarang. Menurutnya, bisa menjadi sarana hiburan masyarakat, tradisi ini pun mampu membangkitkan UMKM di Kota Semarang.
“Yang paling diburu bagi saya itu mainan kapal-kapalan. Itu yang dicari tiap dugderan,” tuturnya.
Sementara itu, keceriaan juga terpancar dari wajah Heri, seorang pedagang kapal otok-otok di Pasar Dugderan.
Heri gembira menyambut dibuka kembalinya Pasar Dugderan setelah sekian tahun disetop akibat pandemi Covid-19.
Bahkan sejak tiga hari dibuka ini, ia menyebut lapaknya sudah banyak pembeli yang datang. Heri pun berharap, Pasar Dugderan bisa terus dibuka setiap tahun menjelang Ramadan.
“Mudah-mudahan ada terus. Sudah tiga tahun tidak ada. Begitu ada, alhamdulillah, kapal otok-otok banyak yang nyari,” paparnya.