Ad imageAd image

Pasar Dugderan Kembali Digelar, Penjual Kapal Otok-otok Ramai Diburu Pengunjung

Dickri Tifani
By Dickri Tifani 68 Views
3 Min Read
Lapak kapal otok-otok di Pasar Dugderan diburu masyarakat Kota Semarang, Rabu (15/3/23). (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Menyambut kedatangan bulan suci Ramadan, Pasar Dugderan kembali digelar usai disetop selama dua tahun karena Covid-19. Acara tersebut menghadirkan berbagai stand kuliner mulai dari makanan tradisional hingga wahana permainan.

Salah satunya mainan tradisional khas Dugderan yang turut dijual yakni kapal otok-otok. Mainan itu pernah digandrungi oleh anak-anak pada zaman 1980 hingga 19990-an.

Berdasarkan pantauan Indoraya, pengunjung Pasar Dugderan tumpah ruah di sela-sela lapak pedagang dan wahana permainan. Salah satu kios kecil diantara kerumunan pedagang lainnya yakni penjual kapal otok-otok. Kiosnya terlihat dikerumuni oleh pengunjung Pasar Dugderan.

Salah satu penjual kapal otok-otok, Wage (32) mengaku sudah berjulan mainan tradisional itu sejak tahun 1999. Dalam agenda ini, Wage mengatakan penjualannya meningkat lantaran Pasar Dugderan sudah lama tidak digelar.

” Alhamdulillah, lumayan agak ramai karena beberapa tahun enggak ada Dugderan. Sekarang ada lagi,” ucap pedagang kapal otok-otok yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat itu kepada Indoraya. news, Rabu (15/3/2023) malam.

Wage bersama rekan-rekannya dari Cirebon telah berencana datang ke Semarang untuk berjualan kapal otok-otok di Pasar Dugderan. Harga kapal yang dijual mulai Rp 20.000 hingga Rp 30.000, tergantung ukuran kapal otok-otok.

“Kapal otok-otok yang kecil Rp 20 ribu, besar Rp 25 ribu. Sedangkan kapal yang ada layarnya, saya jual Rp 30 ribu,” jelas Wage sembari melayani pembeli.

Menurutnya, jika pengunjung Pasar Dugderan ramai ia mampu menjual 3 sampai 4 kodi atau sekitar 80 biji kapal otok-otok.

“Tergantung pengunjungnya ramai atau tidak. Kalau ramai sehari, saya bisa membawa uang 500 ribu sampai 700 ribu,” ungkap dia.

Wage juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak hanya berjualan di Kota Semarang saja. Katanya, pasar malam di berbagai daerah Tanah Air pun sudah pernah disinggahi untuk berjualan. Terjauh, ia pernah berjualan ke Serang Banten

“Lebaran besok, saya mau berjualan di Ponorogo Jawa Timur,” bebernya.

Wage berharap pasar malam seperti Dugderan ini bisa digelar kembali pada tahun selanjutnya dan pengunjungnya semakin meningkat.

“Semoga selanjutnya langgeng dan ramai,” imbuh dia.

Senada dengan Wage, pedagang kapal otok-otok lainnya bernama Alex (49) yang juga warga Cirebon itu sengaja datang ke Pasar Dugderan bersama-sama dengan pedagang lainnya.

Ia mengaku berjulan kapal otok-otok sejak tahun 2000. Sedangkan Pasar Dugderan, Alex merasa syukur lantaran lapaknya cukup ramai pengunjung.

“Lumayan. Kalau ramai, bisa laku 2 kodi isinya 60 kapal otok-otok,” tandasnya.

Share this Article
Leave a comment