INDORAYA – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Boyolali, Marsono dan Syaifulhaq Mayyazi, telah merumuskan visi dan misi yang tidak hanya mencerminkan aspirasi warga Boyolali tetapi juga didukung oleh masukan dari para ahli di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan teknologi.
Diskusi intensif dengan tim pemenangan dan konsultasi dengan para pakar memastikan bahwa rencana mereka relevan dan dapat memenuhi kebutuhan nyata masyarakat.
Marsono, yang maju sebagai calon bupati Boyolali dari PDI-P menekankan bahwa visi mereka adalah hasil dari mendengarkan langsung suara masyarakat dan mengintegrasikannya dengan pandangan para ahli.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil benar-benar menjawab kebutuhan Boyolali saat ini dan di masa depan,” ujarnya saat diwancarai Indoraya.news, Senin (16/9/2024).
Hal ini menunjukkan bahwa pasangan ini berupaya untuk mengatasi tantangan yang ada di Boyolali dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis data.
Pasangan ini mengusung lima pilar pembangunan yang menjadi fokus utama dalam kampanye mereka.
Lima pilar itu adalah:
1. Transformasi Sosial melalui SDM Unggul
2. Peningkatan Kualitas Infrastruktur
3. Pembangunan Ekonomi Inklusif Berbasis Potensi Lokal
4. Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Akuntabel
5. Lingkungan Hidup Berkelanjutan
Marsono menjelaskan komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan sebagai strategi utama dalam membangun sumber daya manusia yang unggul.
“Membangun itu kan dari manusianya dulu dan untuk manusia. Human resource yang kuat kita bangun dari pendidikan. Program seperti ‘Sekolah Gampang’ dan ‘Beasiswa Pendidikan’ akan memastikan semua anak Boyolali memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas,” katanya.
Menurutnya, ini sangat penting, mengingat pendidikan yang baik adalah fondasi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Di sisi lain, Syaifulhaq Mayyazi, calon wakil bupati, ketika dihubungi, menjelaskan tentang pilar infrastruktur. Syaiful menambahkan bahwa infrastruktur yang baik adalah fondasi pertumbuhan ekonomi.
“Dengan proyek ‘Boyolali Jalan Mulus’ dan ‘Air Bersih Mudah’, kami berupaya memastikan bahwa semua masyarakat Boyolali dapat menikmati fasilitas dasar yang memadai dan merata,” imbuhnya.
Infrastruktur yang memadai tidak hanya mendukung mobilitas warga tetapi juga merangsang aktivitas ekonomi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Potensi lokal Boyolali juga mendapatkan perhatian khusus. Marsono juga menekankan pentingnya memanfaatkan potensi lokal, dengan rencana untuk mengoptimalkan Boyolali sebagai pusat pertanian dan perikanan.
“Program ‘Boyolali Ramah Investasi’ dan ‘Menciptakan Wirausaha Muda’ akan membuka peluang bagi masyarakat untuk berinovasi dan meningkatkan daya saing ekonomi lokal,” ujarnya.
Pemanfaatan potensi lokal dapat meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Lebih lanjut, Syaifulhaq menjelaskan bahwa pemerintahan yang transparan dan berintegritas adalah fokus mereka.
“Inisiatif seperti ‘Kependudukan Sat Set!’ akan mempermudah layanan publik, sementara ‘ASN Luwes Bekerja’ dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan ASN,” jelasnya.
Transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik tetapi juga memastikan bahwa kebijakan yang diambil berpihak pada kepentingan masyarakat.
Marsono menggarisbawahi komitmen mereka terhadap lingkungan dengan program ‘Ruang Terbuka Hijau Baru’ dan ‘Satu Kecamatan Satu Pengolahan Sampah’. “Kami bertekad menciptakan lingkungan yang bersih dan mendukung keberlanjutan ekonomi melalui pendekatan ekonomi sirkular,” tegasnya. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan aset penting bagi Boyolali, terutama dalam menjaga kualitas hidup dan mendukung sektor pariwisata lokal.
Dalam konteks yang lebih luas, visi dan misi Marsono-Syaifulhaq dapat dipandang sebagai upaya untuk menjawab tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial.
Dengan merangkul pendekatan berkelanjutan dan inklusif, pasangan ini menunjukkan bahwa pembangunan daerah dapat dilakukan tanpa mengorbankan lingkungan atau meninggalkan kelompok masyarakat tertentu.
Selain itu, pendekatan mereka yang melibatkan para ahli menunjukkan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada bukti dan analisis yang solid. Ini penting dalam era informasi saat ini, di mana kebijakan yang efektif harus didukung oleh data yang akurat dan solusi yang inovatif. Rencana mereka tidak hanya relevan untuk Boyolali tetapi juga dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Pasangan ini juga mengedepankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan bekerja sama, mereka berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi semacam ini dapat memperkuat kapasitas lokal dan mendorong inovasi yang berkelanjutan.
Visi dan misi Marsono-Syaifulhaq, yang didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi nyata masyarakat Boyolali, menunjukkan komitmen mereka untuk memimpin dengan integritas dan keberlanjutan.
Dengan fokus pada pendidikan, infrastruktur, ekonomi lokal, tata kelola pemerintahan, dan lingkungan hidup, mereka menawarkan strategi komprehensif untuk membangun Boyolali yang lebih baik dan berdaya saing.