Ad imageAd image

Panitia Tak Terima Lomba Tari Janjikan Piala Gubernur Jateng Disebut Abal-abal

Athok Mahfud
9 Views
3 Min Read
Ketua panitia lomba tari dari Semarang Economy Creative (SEC) Mei Sulistyoningsih. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Panitia lomba tari tradisional dari Semarang Economy Creative (SEC) yang menjanjikan piala gubernur tidak terima event yang rencananya digelar di Taman Indonesia Kaya Semarang pada 20 Desember 2024 disebut lomba abal-abal karena gagal digelar.

Atas kegagalan pelaksanaan lomba ini, Ketua panitia lomba tari dari SEC, Mei Sulistyoningsih dilaporkan perwakilan korban ke Polda Jawa Tengah pada 26 Desember lalu. Korban merasa ditipu dengan lomba membawa embel-embel piala Gubernur Jateng.

Mei Sulistyoningsih mengatakan, dirinya tidak terima lomba yang ia gelar disebut abal-abal atau tak berizin resmi. Ia juga membantah jika panitia baru mengajukan izin tiga hari sebelum acara berlangsung.

Mei mengaku telah mengirim surat ke Kantor Gubernur sejak 11 November 2024 atau sebulan lebih sebelum acara digelar. Surat pertama yang dikirim Mei terkait permintaan bantuan piala.

“Surat diterima TU Gubernuran tanggal 11 November, surat itu permohonan piala benar, tapi kita nggak minta 60. Kita sudah punya banyak, dibantu sponsor,” kata dia kepada wartawan, Senin (6/1/2025).

Dia menyebut, pihak Gubernuran mengaku tidak bisa menyerahkan piala karena tidak memiliki anggaran. Gubernuran kemudian mengarahkan untuk mengajukan ke Dinas Koperasi dan UMKM (Diskop UMKM) Jawa Tengah.

Namun hasilnya sama saja. Diskop UMKM Jateng juga tidak memiliki anggaran untuk bantuan piala. Ia akhirnya menyampaikan surat penyematan nama trofi Gubernur pada 17 November. Hanya saja, surat itu tak mendapat balasan.

“Tanggal 17 surat masuk ke Gubernuran. Isinya permohonan penyematan, tidak lagi minta piala karena kita udah tahu gak ada uangnya, kenapa tidak diberikan jawaban? Harusnya kita bersurat, jawabannya pake bersurat,” beber Mei.

Berikutnya, Mei dan panitia SEC tetap menggelar lomba tari pada 20 Desember 2024 meski belum ada surat balasan. Alasannya, Disporapar Jawa Tengah ternyata sudah lebih dahulu memberi bantuan piala untuk lomba senam.

Karena bantuan Disporapar itu, Mei menganggap jika Gubernuran akan memberikan izin terkait penyematan nama piala Gubernur.

Di lain hal, Mei juga menekankan jika Gubernuran seharusnya memberikan kepastian izin dalam rentang tanggal 17-20 Desember itu. Baik secara tersurat maupun lisan.

“Selama surat penolakan atau tidak diizinkan belum ada, kami menganggap itu baru proses. Bisa saja memberikan surat keterangan ke pemenang, pialanya nyusul,” bebernya.

Selain itu, Mei juga mengaku tidak terima atas keterangan Biro Kesra Setda Provinsi Jawa Tengah, Woro Boedisayekti kepada awak media yang menyebut dirinya baru izin tiga hari sebelum lomba berlangsung.

Menurut Mei, keterangan Woro memicu kemarahan publik yang berlebih.

“Saya tidak bisa menerima bahwa dianggap abal-abal. Izin kami masuk tanggal 11 November. Kita dilempar ke Diskop, Diskop tidak punya uang, kita disuruh kembali untuk minta izin penyematan,” tandasnya.

Share This Article