“Oh, calon presiden, tentu dari PAN satu, dari Golkar, dari PPP, itu internal kita kan. Tentu dari luar juga segala kemungkinan bisa karena itu belum dibahas, nanti,” paparnya, Minggu (5/6/2022).
Zulkifli mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan langkah untuk menghadapi geopolitik yang berubah. Ia mengaku tak ingin Indonesia mengalami politik polarisasi.
“Sekarang memperkuat bagaimana platform kita untuk memajukan Indonesia agar tidak lagi politik polarisasi ini terjadi. Kita ingin bagaimana Indonesia menghadapi geopolitik yang berubah,” sambungnya.
Ketua PAN ini juga menggambarkan perubahan politik di wilayah Barat dan Timur Tengah. Menurutnya, belum ada nama calon presiden lantaran masih mengidentifikasi masalah yang tengah terjadi di Indonesia.
“Amerika sekarang sudah melawan islamophobia, sementara Timur Tengah mulai moderat. Nah, kita kok terbalik, kan. Terus kedua supremasi kekuatan antara Amerika dan Tiongkok, kita mau bagaimana, belum ekonomi digital, ekonomi hijau. Anak-anak muda sekarang mau hidup sehat, lifestyle yang bagus, kan? Belum lagi perubahan iklim kota merumuskan,” ungkapnya.
“Jadi banyak tantangan Indonesia yang tidak mudah akan kita hadapi. Itu dulu yang kami rumuskan, nanti cari siapa yang cocok jadi presidennya. Kan gitu,” tandasnya.
Sebelumnya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menandatangani nota kesepahaman tiga partai, yakni PPP, PAN, dan Golkar. Penandatanganan nota kesepahaman itu ditegaskan bukan soal nama capres yang akan diusung pada 2024.
“Ya penandatanganan kesepakatan koalisi, artinya setelah ditandatangani koalisi secara resmi dilakukan antara tiga partai politik. Nah, setelah itu akan ditindaklanjuti komunikasi apa pun kerja sama kerja sama di tingkat daerah masing-masing,” kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek saat dihubungi, Sabtu (4/6/2022).
Awiek mengatakan penandatanganan hanya seputar itu. Dia membantah adanya pembahasan soal capres pada kesempatan itu.
“Hanya sebatas itu saja. Soal nama-nama calon presiden, itu masih nanti, ada mekanisme tersendiri,” ucapnya.