INDORAYA – Pakar transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang, Ir. Djoko Setijowarno, MT., menilai bahwa gagasan calon wali kota Semarang nomor urut 2, Yoyok Sukawi soal peremajaan bus Trans Semarang dan menggantinya dengan bus listrik ialah langkah yang tepat.
Djoko Setijowarno merespon positif program Yoyok Sukawi tersebut yang disampaikan dalam debat perdana Pilwakot Semarang 2024 di Hotel MG Setos Kota Semarang, Jumat (1/11/2024) malam. Ini merupakan langkah Yoyok Sukawi dalam menekan emisi karbon.
Menurutnya, peremajaan armada bus Trans Semarang yang sudah tua dan menggantinya dengan bus listrik adalah langkah yang tepat untuk memperbaiki kualitas udara Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah.
“Bus yang ada sekarang memang harus diganti. Peremajaan ini sangat penting karena armada yang digunakan saat ini sudah usang,” ujarnya, Sabtu (2/11/2024).
Selain peremajaan armada, Djoko juga menekankan pentingnya perbaikan sistem penggajian sopir agar lebih layak. Menurutnya, gaji harus disesuaikan dengan upah minimum regional (UMR).
“Gaji sopir harus wajar dan tidak dipotong-potong, minimal UMR. Di Solo, gaji sopir bahkan mencapai satu setengah kali UMR atau Rp4 jutaan,” imbuh dia.
Di lain hal, dia juga mengkritik besarnya subsidi transportasi publik Semarang yang mencapai sekitar Rp205 miliar. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan kualitas pelayanan yang memadai.
Djoko juga menyarankan agar rute-rute BRT Trans Semarang semakin diperluas hingga ke wilayah-wilayah yang membutuhkan perhatian khusus, seperti kawasan kumuh.
“Rute di utara yang melewati kawasan seperti Tanah Mas perlu diperhatikan, sehingga wilayah-wilayah kumuh bisa tertata,” katanya.
Selain itu, ia menyoroti perlunya pembenahan pengelolaan parkir yang dianggap bisa menjadi sumber pemasukan besar untuk mendukung transportasi publik. Menurutnya, potensi pendapatan asli daerah dari sektor parkir bisa mencapai Rp300 miliar.