INDORAYA – Berniat melerai perkelahian, pengusaha asal Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Jonsun Wakum (31) diduga menjadi korban pengeroyokan hingga babak belur oleh sejumlah orang yang diduga oknum TNI.
Korban melalui kuasa hukumnya dari DRS Law Firm kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Semarang, Sabtu (27/7/2024).
Laporan tersebut telah diterima, tertulis LP B no. 282/VII 2024 SPKT Polrestabes Semarang.
Kuasa hukum korban, Setiawan menceritakan kejadian bermula ketika kliennya bersama sopirnya sedang makan soto di Jalan Pemuda, seberang jalan depan hotel Louis Kienne, Kamis (25/7/2024) pukul 02.00 WIB.
Kemudian, kata dia, Jonsun melihat cekcok antara dua kelompok di lokasi tersebut dan berniat untuk melerainya.
Namun bukannya reda, ungkap Setiawan, justru ada dua orang yang diduga mabuk yang menyulut kemarahan terhadap korban hingga terjadi pengeroyokan.
“Dan beliau berdua berusaha meredam tapi salah satu orang yang diduga mabuk dan diduga ada oknum juga mengaku anggota tidak terima karena sudah panas, dan akhirnya oknum ini menelepon teman temannya dan kemudian datang lalu menghajar klien kami dan sopir,” terang Setiawan usai pelaporan di SPKT Polrestabes Semarang, Sabtu siang.
Setiawan juga menyebutkan pelaku pengeroyokan kliennya tersebut berjumlah sekitaran sembilan orang. Dari jumlah tersebut, ia membeberkan empat di antaranya itu diduga dari oknum TNI.
“Dilakukan sekelompok orang ini ada sipil dan yang sangat kami sayangkan dugaan keterlibatan oknum. Sebelum kesini sempat bertemu penyidik dari denpom atau TNI yg menyatakan membenarkan ada anggotanya sedang dilakukan pemeriksaan kurang lebih empat orang,” ungkapnya.
Kuasa hukum korban ini pun menuturkan korban mengalami luka serius pada sejumlah bagian tubuh hingga sempat tak sadarkan diri. Akibat itu, korban dilarikan ke RS Bhayangkara Semarang guna mendapatkan perawatan intensif.
“Lebih parahnya, karena saat sudah terkapar bersimbah darah diinjak injak. Beliau kaki pincang kemudian retak di hidung kemudian sekujur tubuh dan muka itu bersimbah darah,” bebernya.
Atas kasus ini, Setiawan menyatakan kasus dugaan pengeroyokan tersebut tidak hanya melapor ke Polrestabes Semarang saja, melainkan pihaknya turut melapor ke Denpom.
Pihaknya berharap Polrestabes Semarang dan Denpom untuk segera memberikan atensi atas pelaporannya.
“Harapannya kita mendapatkan proses penegakan hukum karena masuk dalam ranah projusticia karena lewat kepolisian bukan pengaduan lagi,” katanya.
Sementara, Farid, sopir Jonsun yang juga menjadi korban mengaku cuma mau melerai. Lalu ada anggota gak terima dan bersama teman-temannya langsung membabi buta.
“Kita mau melerai aja tiba-tiba yang ada satu anggota gak terima, nelpon temen temennya, datanglah semua langsung hantam aja udah,” imbuhnya.
Terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena mengatakan akan meninjau terlebih pelaporan tersebut.
“Nanti kita cek, biar diterima SPKT dulu terus ke pimpinan,” katanya.