INDORAYA – Sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) sudah memasuki musim kemarau. Tidak hanya memicu kekeringan, musim kemarau juga menyebabkan stok atau pasokan makanan untuk hewan seperti buah-buahan di hutan berkurang.
Kondisi makanan di hutan yang berkurang ini menyebabkan geromobolan monyet ekor panjang atau kera liar keluar sarang. Bahkan gerombolan kera ekor panjang ini mendatangi permukiman warga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jateng, Widi Hartanto membenarkan kawanan kerja ekor panjang memasuki sejumlah rumah warga. Dia menyebut, hal ini sudah terjadi di 19 kabupaten/kota.
Meski begitu, pihaknya belum menerima informasi adanya warga yang terluka akibat serangan gerombolan kera ekor panjang itu.
“Sampai saat ini, laporan dari tiap cabang dinas, ada 19 kabupaten terdampak serangan MEP [monyet ekor panjang],” kata Widi saat dihubungi wartawan, Kamis (18/7/2024).
Adapun daerah yang terdampak serangan monyet ekor panjang di musim kemarau di antaranya adalah Karanganyar, Magelang, Temanggung, Batang, dan Pekalongan. Lalu Wonogiri, Sukoharjo, Brebes, Tegal, Pemalang, Boyolali, Semarang, Pati, Banjarnegara, Purbalingga, Wonosobo, Kebumen, Banyumas dan Cilacap.
“Misal di Wonogori itu ada di Desa Sumberagung Kecamatan Pracimantoro dan Desa Selomarto Kecamatan Giriwoyo. Namun pada intinya, untuk tindaklanjut dilakukan pemasangan kandang trap bersama BKSDA,” ungkap Widi.
Dia menjelaskan, serangan gerombolan kera ekor panjang bermunculan karena sumber pakan di hutan yang menipis seiring memasuki puncak musim kemarau 2024 ini.
Sebab, kata Widi, selama musim kemarau vegetasi tumbuhan-tumbuhan yang mengandung banyak buah dan air menjadi berkurang drastis karena cuaca yang kering.
“Itu (kemarau) yang memicu koloni monyet keluar dari habitatnya. Hanya saja kejadiannya pada tempo tertentu,” ujar dia.
Oleh karena itu, DLHK Jateng terus berusaha menyosialisasikan kepada masyarakat setempat agar ikut membantu menjaga sumber pakan bagi kawanan monyet ekor panjang.
Pihaknya berharap agar masyarakat bisa berpartisipasi membantu petugas DLHK dan BKSDA Jateng dalam mengendalikan pergerakan monyet ekor panjang agar tidak banyak yang turun gunung.
“Maka perlunya penanaman tanaman pakan satwa liar untuk MEP itu penting, seperi tanaman jenis rambutan, jambu biji dan lain-lain,” tandas Widi.