INDORAYA – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen memaparkan strateginya tentang mitigasi bencana dalam debat kedua Pilgub Jateng 2024 di MAC Ballroom Semarang, Minggu (10/11/2024).
Ahmad Luthfi memaparkan strategi mitigasi bencana untuk menciptakan Jateng yang lebih aman dan tangguh. Mengawali jawabannya, Luthfi menyebut Jawa Tengah sebagai “supermarket” bencana karena provinsi ini rentan terhadap banjir, tanah longsor, rob, hingga kekeringan.
“Tahun 2023, Jateng tercatat sebagai salah satu provinsi dengan kasus bencana alam terbanyak. Oleh karena itu, kita butuh strategi mitigasi yang kuat dan terintegrasi,” katanya.
Salah satu solusi yang diusulkan Luthfi adalah penerapan teknologi berbasis aplikasi yang diberi nama Jateng Ngopeni.
Aplikasi ini berfungsi sebagai sistem deteksi dini untuk berbagai bencana, seperti rob, banjir, longsor, dan aktivitas gunung berapi, sehingga masyarakat bisa lebih cepat dalam mengantisipasi ancaman bencana.
Melalui aplikasi ini, informasi seputar potensi bencana dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat di wilayah rawan, terutama di kawasan Semarang, Kudus, dan Demak yang kerap dilanda banjir dan rob.
“Jateng Ngopeni memungkinkan masyarakat dan petugas tanggap darurat untuk merespons cepat dan efektif sebelum bencana terjadi,” ungkap Luthfi.
Sistem ini juga terhubung dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memantau situasi serta mengarahkan evakuasi atau upaya pencegahan lebih awal.
Selain teknologi, Luthfi dan Taj Yasin juga berkomitmen memperkuat ketangguhan masyarakat melalui program Desa Tangguh Bencana.
Melalui program ini, masyarakat di desa-desa rawan akan dilatih menghadapi bencana dan dibekali pengetahuan mitigasi untuk meminimalkan dampak bencana.
Program ini juga melibatkan pembinaan terhadap petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TAGANA untuk meningkatkan kapasitas dalam penanggulangan bencana.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya sekadar menerima bantuan saat bencana, tetapi juga siap menghadapi bencana dengan tangguh,” imbuh Luthfi.
Selain itu, Luthfi mengusulkan adanya Sekolah Aman Bencana sebagai bagian dari upaya edukasi dini, di mana siswa, guru, dan tenaga pendidik lainnya dilatih menghadapi situasi darurat bencana di lingkungan sekolah.
Dia juga menekankan perlunya revitalisasi embung atau penampungan air di wilayah rawan kekeringan. Embung ini diharapkan bisa menjadi solusi menampung air di musim hujan sehingga bisa dimanfaatkan saat kemarau tiba.
Selain itu, Taj Yasin menambahkan bahwa revitalisasi hutan akan dilakukan di kawasan hulu daerah aliran sungai di Pati untuk meminimalkan risiko banjir.
“Revitalisasi hutan sangat penting untuk mengurangi dampak banjir dan menjaga daya serap air tanah,” ujar Gus Yasin.
Dengan hutan yang berfungsi sebagai penahan air alami, aliran air hujan dapat diserap dengan baik sehingga mengurangi risiko terjadinya banjir besar.