Meta Menghadapi Ancaman Kehilangan WhatsApp dan Instagram

Day Milovich
130 Views
6 Min Read
Ilustrasi WhatsApp dan Instagram

INDORAYA – Kasus ini merupakan gugatan antimonopoli yang diajukan oleh Federal Trade Commission (FTC) terhadap Meta Platforms, Inc., perusahaan induk Facebook, di Pengadilan Distrik Columbia, AS.

FTC menuduh Meta menggunakan akuisisi Instagram (2012) dan WhatsApp (2014) untuk menciptakan monopoli ilegal di pasar jejaring sosial. Gugatan ini bertujuan memaksa Meta menjual kedua platform tersebut untuk memecah konglomerasi.

Sidang dimulai pada 14 April 2025 di Washington, dengan Mark Zuckerberg sebagai saksi utama.

Ringkasan:

Tuduhan FTC: Meta dituduh menghancurkan persaingan dengan membeli Instagram dan WhatsApp untuk menguasai pasar jejaring sosial.

Risiko bagi Meta: Jika kalah, perusahaan bisa dipaksa menjual Instagram dan WhatsApp, yang akan merugikan bisnis iklan dan dominasi pasar.

Latar belakang: Gugatan diajukan pada Desember 2020 oleh FTC bersama 46 negara bagian AS.

Sidang masih berlangsung: Sidang antimonopoli ini menjadi ujian besar bagi regulasi teknologi di AS.

8 Desember 2020
FTC mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Meta Platforms, Inc.

FTC menyatakan, “Meta telah mengakumulasi kekuatan monopoli melalui merger anti-persaingan yang menghancurkan kompetitor.” sumber dari Bloomberg menyebutkan.

Gugatan ini diajukan oleh FTC pada Desember 2024, bersama 46 negara bagian AS, Distrik Columbia, dan Guam. FTC berargumen bahwa akuisisi Instagram dan WhatsApp oleh Meta mencegah konsumen menikmati manfaat dari persaingan sehat. Gugatan awal sempat ditolak pada Juni 2021 tetapi kemudian diperbarui pada Agustus 2021.

Gugatan ini menandai titik awal perlawanan pemerintah AS terhadap dominasi perusahaan teknologi besar yang dianggap menghambat persaingan. FTC menilai Meta menggunakan kekuatan finansialnya untuk membeli pesaing potensial, bukan bersaing secara sehat di pasar.

Penolakan awal gugatan oleh pengadilan memicu revisi dan penguatan argumen hukum oleh FTC, yang akhirnya membawa kasus ini ke persidangan pada 2025. Kasus ini menjadi preseden penting dalam regulasi antimonopoli di era digital.

14 April 2025

Sidang antimonopoli terhadap Meta Platforms dimulai di Pengadilan Distrik Columbia, Washington

Reuters mengutip pernyataan Pengacara FTC, Daniel Matheson, “Meta memilih untuk membeli pesaing daripada bersaing dengan mereka secara adil.”

Pembukaan sidang ini menegaskan fokus FTC pada strategi akuisisi Meta sebagai alat monopoli. Matheson menyoroti bahwa Meta menghindari persaingan pasar yang sehat dengan mengakuisisi Instagram dan WhatsApp, yang pada saat itu merupakan ancaman terbesar bagi Facebook.

Sidang ini menjadi ujian besar bagi penegakan hukum antimonopoli di AS, dengan potensi dampak besar bagi industri teknologi global. Sidang ini juga menjadi momentum bagi regulator untuk menyesuaikan aturan dengan dinamika pasar digital yang cepat berubah.

14 April 2025

Kepala Divisi Hukum Meta, Jennifer Newstead, seperti dikutip Politico, mempertanyakan FTC, “Sungguh absurd bahwa FTC ingin membubarkan perusahaan besar Amerika saat pemerintah justru sedang mencoba menyelamatkan TikTok yang dimiliki China.”

Pernyataan ini mencerminkan ketegangan geopolitik yang melatarbelakangi kasus ini. Meta menyoroti paradoks kebijakan AS yang berusaha membatasi dominasi perusahaan teknologi domestik sambil menghadapi persaingan dari platform asing seperti TikTok.

Argumen ini digunakan untuk membangun narasi bahwa tindakan FTC bisa melemahkan perusahaan nasional di tengah persaingan global. Namun, regulator menegaskan bahwa tujuan utama adalah menjaga persaingan sehat dan melindungi konsumen dari praktik monopoli.

15 April 2025

Mark Zuckerberg bersaksi dalam sidang antimonopoli

Zuckerberg dalam kesaksian dalam sidang mengatakan, “Akuisisi Instagram dilakukan karena potensi teknologinya, bukan untuk menghancurkan pesaing.” sebagaimana laporan the Wall Street Journal.

Zuckerberg berusaha membela akuisisi tersebut sebagai langkah strategis untuk inovasi dan pengembangan produk, bukan monopoli.

FTC menghadirkan bukti email internal yang menunjukkan kekhawatiran Zuckerberg terhadap pertumbuhan Instagram dan WhatsApp sebagai ancaman bisnis.

Kesaksian ini menjadi momen penting yang mengungkap dinamika internal Meta dan niat sebenarnya di balik akuisisi. Sidang ini juga memperlihatkan ketegangan antara strategi bisnis perusahaan teknologi besar dan regulasi yang berusaha menjaga persaingan.

Mark Zuckerberg kembali bersaksi dan menghadapi pertanyaan intensif dari pengacara FTC. Dia membela keputusan membeli Instagram dan WhatsApp sebagai langkah inovasi dan pengembangan produk, bukan monopoli.

Sidang ini menampilkan pertarungan argumen antara Meta dan FTC mengenai definisi monopoli dan batasan strategi bisnis. Zuckerberg menekankan bahwa pasar media sosial sangat kompetitif dengan kehadiran TikTok, YouTube, dan platform lain.

Namun, FTC menyoroti dominasi Meta yang menghambat inovasi dan pilihan konsumen. Kesaksian ini menjadi momen krusial yang akan menentukan arah keputusan pengadilan dan masa depan regulasi teknologi di AS.

Kasus ini merupakan bagian dari upaya pemerintah AS menindak dominasi raksasa teknologi dan menjaga persaingan sehat di pasar digital. Jika

Meta kalah, perusahaan bisa dipaksa menjual Instagram dan/atau WhatsApp, yang akan mengubah lanskap media sosial global secara signifikan.

Apa yang terjadi jika Meta kehilangan WhatsApp dan Instagram? Akan sangat merugikan Meta karena kedua platform ini menyumbang miliaran pengguna aktif dan pendapatan iklan besar.

Kasus ini juga mencerminkan ketegangan geopolitik dan persaingan teknologi global, di mana AS berupaya mengendalikan dominasi perusahaan teknologi besar sambil menghadapi persaingan dengan platform asal China seperti TikTok.

Share This Article
Follow:
Webmaster, artworker, penulis, tinggal di Rembang dan Semarang.