Ad imageAd image

Meski Tak Ditemukan Kasus Cacar Monyet di Semarang, DKK Minta Masyarakat Waspada

Dickri Tifani
By Dickri Tifani 600 Views
3 Min Read
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam. (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran virus cacar monyet atau monkeypox (MPOX). Hal itu menanggapi konfirmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyebut bahwa virus MPOX sudah masuk Indonesia.

Berdasarkan data Kemenkes, sebanyak 88 kasus cacar monyet sejak 2022 hingga Agustus 2024. Total konfirmasi itu terbagi dari 1 kasus pada 2022, 73 kasus pada 2023, dan 14 kasus pada 2024. Kasus MPOX sendiri sudah menyebar di berbagai provinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau.

Bahkan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja mengumumkan bahwa wabah MPOX atau cacar monyet di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan global pada Agustus 2024.

Untuk Kota Semarang sendiri belum ditemukan kasus cacar monyet hingga Agustus 2024.

Meski tidak ditemukan kasus di Kota Lumpia, Kepala DKK Semarang, Abdul Hakam menghimbau kepada seluruh masyarakat di wilayahnya agar bisa melakukan upaya pencegahan dengan peningkatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Seperti mengkonsumsi makanan bergizi, buah dan sayur, menggunakan air bersih, mencuci tangan dan kaki dengan sabun, tidak merokok, melakukan olah raga ringan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

“Kota Semarang belum ada temuan kasus. Jika masyarakat mengalami gejala mengarah MPOX atau cacar monyet seperti muncul ruam bernanah atau koreng di kulit serta terjadi pembengkakan pada kelenjar limfa di sekitar leher atau ketiak atau selangkangan silahkan segera cek ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat,” jelas Hakam saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (4/9/2024).

Lebih lanjut, Hakam menuturkan beberapa gejala spesifik yang dimiliki oleh penderita MPOX. Yakni penderita mengalami demam hingga lebih dari 38°C, muncul ruam setelah 1-3 hari dimulai dari kepala, lebih padat ke wajah lalu di bagian tubuh, muncul di telapak tangan serta kaki, lalu muncul Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).

“Virus ini bisa menular melalui kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh melalui ciuman, sentuhan, oral, penetrasi vaginal atau anal dengan seseorang yang terinfeksi Mpox. Sedangkan penularan tidak langsung bisa melalui benda yang sudah terkontaminasi virus Mpox dari penderita seperti misalnya tempat tidur,” ungkapnya.

Untuk pencegahan, dia membeberkan bagi orang yang sudah terjangkit virus MPOX dapat dilakukan dengan dua langkah, yakni Primary preventive (pre-exposure) vaccination (PPV) bagi individu yang beresiko tinggi terkena virus serta Post-exposure preventive vaccination (PEPV) untuk individu yang secara langsung berkontak langsung dengan individu yang terjangkit virus dalam kurun waktu 4 hari sejak pemaparan.

“Dengan adanya wabah MPOX ini diharapkan masyarakat bisa melakukan pencegahan dimulai dari lingkungan sekitar keluarga dan tetap hidup seperti biasa dengan tetap waspada akan persebaran virus MPOX,” pungkasnya.

Share This Article
Leave a comment