INDORAYA – DPD Partai Demokrat Jawa Tengah (Jateng) merasa kecewa atas sikap Partai NasDem dan Capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan yang secara sepihak memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres.
Sebelumnya ramai diberitakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memilih Cak Imin menjadi Cawapres pendamping Anies. Keputusan ini dinilai melanggar kesepakatan antara Nasdem, Demokrat, dan PKS yang menjadi satu koalisi.
Ketua DPD Demokrat Jateng Rinto Subekti mengatakan, seharusnya Anies patuh akan hasil kesepakatan Tim 8 yang terdiri dari para petinggi NasDem, Demokrat, dan PKS. Ia merasa dikhianati oleh Partai NasDem dan Anies Baswedan.
Pasalnya, berdasarkan kesepakatan bersama Tim 8, Anies telah mantap memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres untuk kontestasi Pilpres 2024.
Hal ini dapat dilihat melalui sepucuk surat yang diunggah oleh Partai Demokrat pada 25 Agustus lalu. Di mana Anies mengajak putra Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono itu untuk bersanding sebagai Cawapres 2024.
“Padahal tanggal 25 Agustus kemarin Anies sudah kirim surat ke Mas AHY, isinya jelas memilih AHY sebagai Cawapresnya. Tetapi pas tanggal 30 Agustus Anies dan NasDem memutuskan sepihak untuk mengusung Cak Imin jadi Cawapres,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (1/9/2023).
“Dia jelas-jelas melanggar aturan karena sudah ada kesepakatan bersama Tim 8,” imbuh Rinto Subekti.
Merasa dikhianati oleh Anies Baswedan, Partai Demokrat lalu melampiaskan kekecewannnya dengan mencopot baliho bergambar Anies-AHY di berbagai daerah, termasuk Jateng.
“Ini jadi sikap meluapkan emosi para kader partai terutama di Jawa Tengah karena sangat mendadak Anies memutuskan menggandeng Cak Imin sebagai cawapresnya,” tegas Rinto.
Ia menilai, pencopotan baliho Anies-AHY di sejumlah daerah menjadi hal yang wajar. Ini merupakan bentuk kekecewaan atas keputusan yang diambil Partai NasDem dan Anies yang memilih Cak Imin sebagai Cawapres.
“Ya wajar Demokrat merasa dikhianati. Kalau mau milih Cak Imin ya mending lebih baik dari awal saja mengatakan kalau Cawapresnya adalah Cak Imin. Tentu gak akan jadi persoalan,” ujar Rinto.
“Jadinya, apa yang kami lakukan (mencopot baliho) semata meluapkan kekecewaan kami. Apalagi kami sudah tahu persis apa saja hasil piagam perubahan dan isi kesepakatannya, yakni Mas AHY yang menjadi pendampingnya Anies,” tandasnya.