Ad imageAd image

Menteri Keuangan Singapura Kunjungi Kawasan Industri Kendal

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 114 Views
5 Min Read
Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong bersama dengan Bupati Kendal Dico M Ganinduto saat melihat Kawasan Industri Kendal, Kamis (19/5/2022). (dok. Pemkab Kendal)
INDORAYA – Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kendal ditemani Bupati Kendal Dico M Ganinduto. Kedatangannya dalam rangka meninjau perkembangan Kawasan Industri Kendal (KIK).
Wong mengatakan terkesan dengan perkembangan industri di KIK. Bahkan saat kondisi pandemi kawasan industri tersebut tetap berjalan dengan baik hingga saat ini.

“Saya sangat terkesan dengan perkembangan industri di Kawasan Industri Kendal (KIK) selama masa pandemi hingga saat ini. Aktivitas industri di kawasan ini tetap berjalan dengan baik,” kata Wong, Kamis (19/5/2022).

Kedatangan Menkeu Singapura ini sebagai langkah persiapan penyerapan tenaga kerja kompeten, untuk mendukung kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di KIK. Wong menjelaskan aktivitas di KIK telah berjalan dengan baik meskipun proses konstruksi masih berjalan. Selain itu, aktivitas produksi hingga proses rekrutmen tenaga kerja tetap berjalan.

“Saya lihat proses produksi dan perekrutan tenaga kerja tetap berjalan meski saat ini proses konstruksi tengah berjalan. Ini hasil yang sangat memuaskan,” terangnya.

Sebagai informasi, saat ini ada beberapa proyek yang sedang berjalan di KIK dengan dukungan bersama Pemerintah Singapura dan Indonesia. Selain mengunjungi KIK, Wong juga menyempatkan diri untuk menghadiri penyerahan Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) kepada 100 tenaga kerja.

BACA JUGA:   Polisi Periksa 4 Saksi Pelemparan Batu di Tol Semarang - Solo

Sertifikat tersebut diberikan pada mereka yang telah lulus pelatihan program Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kabupaten Kendal, Kementerian Perindustrian, serta Kawasan Industri Kendal.

“PKS atau program Link and Match ini pada dasarnya merupakan program pemerintah yang menghubungkan sekolah vokasi dengan industri dalam kerangka kerja sama meliputi penyelarasan kurikulum,” Kepala BPSDM Kementerian Perindustrian, kata Arus Gunawan.

PKS ini merupakan program yang dimiliki oleh Kementerian Perindustrian bersama pemerintah daerah dalam menciptakan tenaga kerja profesional sesuai kebutuhan Industri. Hingga saat ini, realisasi program PKS di Kendal telah berhasil menyelenggarakan pelatihan bagi 300 tenaga kerja.

“Jadi PKS ini merupakan program yang dimiliki oleh Kementerian Perindustrian bersama pemerintah daerah dalam menciptakan tenaga kerja profesional sesuai kebutuhan Industri. Realisasi program PKS di Kendal telah berhasil menyelenggarakan pelatihan bagi 300 tenaga kerja,” terangnya.

BACA JUGA:   Bukan Solusi Kenaikan BBM, BSU Dinilai Hanya Lips Service Pemerintah

Arus menjelaskan bahwa program tersebut tidak dipungut biaya. Badan usaha yang perlu menggelar pelatihan hanya diminta untuk menyerahkan spesifikasi keahlian yang diperlukan.

“Tidak ada pungutan biaya apapun dalam program tersebut dan kalau ada badan usaha yang ingin menggelar pelatihan cukup hanya menyerahkan spesifikasi keahlian saja,” jelasnya.

Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan Menteri Keuangan Singapura hadir untuk melihat langsung progres KIK. Saat ini sudah ada 75 tenant yang bergabung di KIK, dan terus bertambah dari tahun ke tahun.

“Kalau jumlahnya saat ini ada 75 tenant yang sudah bergabung ke KIK. Alhamdulilah tiap tahun terus bertambah,” kata Dico.

Dico menjelaskan banyaknya perusahaan yang telah bergabung di KIK tentunya akan menyerap tenaga kerja yang cukup besar terutama untuk masyarakat Kendal. Diharapkan dalam kurun waktu tahun 2022-2023 sebanyak 12 ribu tenaga kerja bisa terserap di seluruh industri yang ada di KIK.

“Saya berharap sebanyak 12 ribu tenaga kerja bisa terserap di KIK dalam kurun waktu 2022-2023. Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan lagi, baik di bidang industri maupun pariwisata,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Kendal Industrial Park, Stanley Ang memastikan agar para investor tidak khawatir dengan ketersediaan SDM tenaga kerja yang ada di KIK.
Pihaknya bersama pemerintah daerah dan Kementerian Perindustrian, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) akan memastikan ketersediaan pekerja yang terlatih untuk semua badan usaha di KIK dari berbagai jenis produk industri.

Menurut Stanley Ang, 31 persen dari jumlah perusahaan yang sudah bergabung di KIK bergerak di bidang fashion industri, 14 persen bidang furniture, 13 persen bidang elektronik, dan sisanya beberapa bidang lainnya.

BACA JUGA:   Mau Kerja di BUMN? Anak Perusahaan PT KAI Buka Lowongan, Cek Di Sini

Dari puluhan perusahaan yang sudah beroperasi, seperti PT Eclat Textile International, PT Global Textile, PT Borine Texnology Indonesia, PT Maju Bersama Gemilang, dan PT Kendal Eco Furindo. KIK sendiri saat ini terus berupaya menarik investor dari luar negeri agar mau berimvestasi dan mengembangkan perusahaannya di KK.

“Kami juga terus berupaya agar para investor tertarik dan berminat untuk berinvestasi di KIK,” pungkasnya.(FZ)

Share this Article