Ad imageAd image

Mahasiswa Hingga Pelajar di Jateng Terindikasi Edarkan dan Salahgunakan Narkoba

Athok Mahfud
5 Views
2 Min Read
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah, Brigjen. Pol. Agus Rohmat dalam konferensi pers akhir tahun 2024 di Kantor BNNP Jateng, Kota Semarang, Senin (30/12/2024). (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah (Jateng) Brigjen. Pol. Agus Rohmat  mengaku prihatin dengan peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang saat ini sudah masuk ke dunia pendidikan.

Bahkan dia menyebut sejumlah mahasiswa dan pelajar di Jateng pada tahun 2024 ini terindikasi menjadi pengendar dan penyalahguna barang haram tersebut.

Agus bilang, BNNP Jateng telah menyita barang bukti sembilan kilogram ganja dan menangkap enam pelaku. Namun ia enggan menyebut mahasiswa kampus mana yang menyalahgunakan narkoba.

“Tahun ini terindikasi terutama ada jaringan mahasiswa atau yang kuliah di perguruan tinggi di Jawa Tengah mengedarkan narkotika jenis ganja dan kita sudah ungkap barang buktinya sebanyak 3 kg ganja dan kedua 6 kg ganja,” katanya di Kantor BNNP Jateng, Senin (30/12/2024).

Dia melanjutkan, enam mahasiswa yang terlibat dalam sindikat peredaran gelap narkoba di Jawa Tengah sudah diproses hukum.

“Kemarin kita ungkap minimal ada enam orang yang tergabung dalam jaringan ini, sudah kita ungkap dan kita proses, sekarang sudah masuk dalam sidang,” ungkap Agus.

Selain mahasiswa, penyalahgunaan obat-oabatan terlarang juga dilakukan kalangan pelajar sekolah. Dia menyebut, saat ini marak anak-anak sekolah yang mulai mengkonsumsi obat-obatan daftar G.

“Ini sangat memprihatinkan dan ini butuh perhatian semua pihak, terutama para orang tua dan para insan pendidikan dan tentu masyarakat dan media,” katanya.

Dikatakan Agus, dengan kondisi ini, perlu upaya sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa dan pelajar di Jateng tentang bahaya narkotika untuk menyelamatkan masa depan generasi muda.

Dalam melakukan upaya ini, BNNP Jateng membutuhkan peran aktif dari berbagai unsur. Mulai dari pemerintah daerah, aparat penegak hukum, lembaga pendidikan, media, serta tokoh agama dan masyarakat.

“Sinergi ini terus kami tingkatkan, juga termasuk dengan jaringan ekspedisi karena salah satu modus operandi adalah melalui pengiriman jasa ekspedisi,” tandas Agus Rohmat.

TAGGED:
Share This Article