INDORAYA – Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Siti Farida merespon gejolak kelangkaan LPG 3 Kg yang membuat masyarakat sulit mendapatkan gas subsidi tersebut.
Dia mengatakan, distribusi gas subsidi kepada masyarakat secara tepat sasaran termasuk bentuk pelayanan publik. Jika ada masyarakat yang sulit mengaksesnya, hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah.
“Pada prinsipnya masyarakat tidak kesulitan mendapatkan gas, artinya stoknya dipastikan ada dan juga mudah didapatkan,” katanya kepada Indoraya.news, Kamis (6/2/2025).
Dia mengatakan, apapun kebijakan publik yang diambil pemerintah, baik itu pengecer dilarang berjualan ataupun boleh asalkan harus terdaftar sebagai sub pangkalan, yang terpenting ialah masyarakat jangan menjadi korban kebijakan.
“Namanya pelayanan publik itu ketika ada masalah, yang dikorbankan jangan pengguna layanan,” tegas Siti Farida.
Soal kebijakan pendistribusian LPG 3 Kg, yang harus dilindungi ialah masyarakat yakni dengan cara memastikan masyarakat bisa mendapatkan gas elpiji dengan mudah dan cepat.
“Kalau ada masalah dengan distribusi yang harus dijamin dan dilindungi adalah masyarakatnya, dengan masih bisa mendapatkan (LPG 3 Kg) dengan cara yang mudah dan cepat, kalau murah masyarakat kita relatif,” ungkap dia.
Dia tidak menampik adanya oknum yang seharusnya tidak berhak menerima gas subsidi namun turut mengonsumsinya. Hal ini yang membuat masyarakat kesulitan dalam mendapatkan tabung LPG 3 Kg.
Terkait hal ini, Ombudsman meminta pemerintah daerah dan Pertamina melakukan pengawasan secara intensif supaya distribusi LPG 3 Kg dapat berjalan tepat sasaran dan masyarakat tidak kesulitan.
“Maka yang paling prinsip adalah bagaimana pengawasannya itu,” tegas Siti Farida.
Diberitakan sejumlah warga di Kota Semarang mengeluhkan sulitnya mencari LPG 3 Kg karena terjadi kelangkaan. Belum laga harga satu tabung gas yang dijual juga melambung tinggi.
Kelangkaan LPG 3 Kg dirasakan Supardi, seorang pedagang. Hal ini ia rasakan sejak adanya kebijakan yang melarang para pengecer untuk menjual gas subsidi. Walaupun saat ini telah diperbolehkan kembali.
Pedagang tahu gimbal di Kampung Kebonharo Semarang tersebut mengaku kesulitan mencari LPG 3 kg untuk menjalankan usahanya.
“Dari kemarin saya mencari gas LPG itu sulit mas, misal ada itu langsung rebutan banyak orang, kalau pedagang masakan matang seperti saya ini pasti kesulitan,” katanya, Rabu (5/2/2025).
Di tengah kelangkaan LPG 3 kg yang dirasakan oleh masyarakat, Regional Manager Retail Sales PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Awan Raharjo mengklaim tidak ada kendala dalam penyaluran gas.
“LPG peyalurannya normal tidak ada kendala tidak ada pengurangan, stock juga sangat baik, dan bahkan dalam beberapa hari ini juga dilakukan penambahan penyaluran,” katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (5/2/2025).