INDORAYA – Setidaknya ada empat kasus bunuh diri yang terjadi di Semarang dalam kurun waktu Agustus hingga Oktober 2023. Melansir dari berbagai sumber, empat kasus bunuh diri tersebut rata-rata dialami oleh mahasiswa.
Kasus pertama dialami oleh seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Diponegoro (Undip) Semarang, yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di Lapangan Tembak 600 m, Kodam IV Diponegoro, RT 001 RW 001 Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada Jumat 11 Agustus 2023.
Peristiwa kedua pada Jumat, 16 September 2023 yang melibatkan seorang mahasiswi Universitas Semarang (USM), berinisial ANI (19) bunuh diri dengan cara melompat dari lantai enam gedung parkir USM.
Ketiga bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2023, warga Kota Semarang digegerkan dengan seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) nekat lompat dari parkiran lantai 4 di Mal Paragon Semarang. Korban berinisial NJW yang diduga bunuh diri dan meninggalkan secarik surat yang ditunjukkan oleh keluarga.
Kasus terakhir dialami oleh mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), yang ditemukan tewas di kamar indekosnya. Kasus ini terjadi pada tanggal 11 Oktober 2023 yang diduga bunuh diri.
Selain itu, berdasarkan data dari Pusat Informasi Kriminal (Pusiknas) Bareskrim Polri mencatatkan angka kasus bunuh diri di Jawa Tengah (Jateng) terbilang masih tertinggi jumlahnya.
Dalam kurun waktu Januari sampai dengan Mei 2023, penindakan terhadap kasus bunuh diri mencapai 451 kasus. Penindakan kasus bunuh diri paling banyak yakni di Polda Jawa Tengah dengan total 174 kasus.
Dosen Psikologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Elizabeth, Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si, menilai fenomena kasus bunuh diri di Semarang dilatar belakangi oleh masalah komunikasi.
Menurutnya, permasalahan komunikasi di lingkungan remaja disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya tantangan dan godaan lingkungan semakin kompleks, dan kesehatan mental yang terganggu.
“Kuncinya adalah komunikasi, mereka semua butuh perhatian, mereka tak ada teman untuk curhat,” ungkap Probo saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (13/10/2023).
Ditanya apakah korban bunuh diri pemicu utamanya adalah gangguan kejiwaan, ia tidak sepakat dengan pemicu utama tersebut.
Tepatnya, menurut Probo, korban bunuh diri biasanya mengalami maladaptif atau tak bisa mengelola lingkungannya.
“Dia alone (sendiri), tidak ada orang yang bisa diajak ngomong,” katanya.
Probo juga menjelaskan bahwa sudah banyak remaja yang sudah ditangani di kliniknya sebagai psikolog. Mereka datang bersama orang terdekat seperti tante maupun gurunya untuk berkonsultasi.
Mereka datang dengan kondisi ada yang sampai menyayat tangannya, sering murung, mengisolasi diri dan perubahan sikap lainnya.
“Kami dampingi, harus pelan, tak mudah seperti membalikan telapak tangan,” imbuhnya.
Untuk mencegah tindakan bunuh diri, ia meminta masyarakat memiliki asah peka terhadap orang-orang terdekat. Hal itu harus dilakukan dari lingkungan terkecil yakni keluarga.
Terutama mengenali gejala stres dari perubahan sikap korban seperti cepat marah dan di sikap di luar kewajaran lainnya.
“Perlu ada sikap asah peka dari lingkungan terdekat untuk berkomunikasi karena kuncinya komunikasi,” ujarnya.
Setiap individu yang merasa alami mentalnya tak sehat juga dapat mengakses layanan kesehatan mental yang disediakan pemerintah maupun LSM di berbagai platform media sosial.
“Efektif pula akses layanan psikolog online, minimal bisa ada tempat untuk cerita,” paparnya.
Sebagai informasi, penanganan kesehatan mental sudah banyak dilakukan komunitas seperti Into The Light, Get Happy, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, Indonesia Mental Health Care Foundation.
Komunitas tersebut peduli dengan isu seperti depresi dan pencegahan bunuh diri. Lembaga tersebut mudah di akses di media sosial.
Sedangkan Lembaga pemerintah dapat juga mengakses di layanan di rumah sakit semisal di Kota Semarang dapat diakses di di RSUD dr Amino Gondhoutomo.
Mereka ada Konsultasi Online Jiwa atau disebut Sultan Onji yang bisa diakses warga di nomor whatasapp 089524574017.