INDORAYA – Kasus penyebaran video porno berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), Chiko Radityatama Agung, kembali mengguncang publik di media sosial.
Chiko, yang merupakan alumni SMAN 11 Semarang, diduga membuat video tidak senonoh dengan cara memanipulasi foto-foto siswi sekolah tersebut menjadi konten bermuatan pornografi. Video hasil rekayasa itu diberi judul “Skandal Semanse” dan diunggah ke akun X (Twitter) miliknya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat (PETIR) Jawa Tengah, Zainal Abidin Petir, mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh Chiko.
“Astagfirullah, biadab sekali yang membuat video maupun foto porno,” ujar Petir saat dikonfirmasi wartawan termasuk Indoraya.News via WhatsApp, Selasa (14/10/2025).
Ketika dimintai tanggapan mengenai dugaan ratusan siswa SMAN 11 Semarang yang menjadi korban video rekayasa tersebut, Zainal mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk segera mengambil langkah tegas.
“Gubernur harus cepat turun tangan memerintahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayan melakukan pendampingan,” tegasnya.
Ia juga meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng untuk segera memberikan pendampingan psikologis kepada para korban, karena para siswi diyakini mengalami trauma dan rasa malu mendalam akibat tindakan tersebut.
“Disdikbud harus melakukan pendampingan, psikologis anak-anak biar tidak stres, mental drop, dan malu yang sangat luar biasa. Korban anak-anak harus dikuatkan mentalnya juga, [agar] orang tua korban biar tidak malu dan stres,” pintanya.
Dalam kesempatan yang sama, Zainal menegaskan bahwa pihaknya siap memberikan pendampingan hukum bagi korban, meskipun pelaku telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
“Saya siap mendampingi para korban untuk pendampingan hukum. Polisi harus serius menangani perkara yang sangat menganggu perkembangan psikologis anak,” pungkas Zainal.
Sebelumnya, publik dikejutkan dengan beredarnya video klarifikasi dan permintaan maaf dari Chiko yang tersebar di berbagai platform media sosial, termasuk akun Instagram resmi SMAN 11 Semarang.
Dalam video tersebut, Chiko mengakui kesalahannya dan menyesali perbuatannya yang telah mencoreng nama baik sekolah.
“Saya ingin meminta permohonan maaf atas perbuatan saya, di mana saya telah mengedit dan mengunggah foto maupun video teman-teman tanpa izin pada akun Twitter saya,” kata Chiko.
“Saya menyadari bahwa perbuatan saya telah menimbulkan dampak negatif bagi SMA Negeri 11 Semarang. Dari hati yang paling tulus, saya memohon maaf kepada pihak sekolah, ibu guru, serta seluruh siswa dan siswi,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa konten “Skandal Semanse” yang beredar bukanlah video asli, melainkan hasil manipulasi menggunakan teknologi AI.
“Pembuatan video dengan judul Skandal Semanse, baik foto maupun video, itu tidak benar-benar ada. Namun, hanya editan belaka dengan AI,” ujarnya.
Chiko pun menyatakan kesediaannya membuat surat pernyataan dan video permintaan maaf tambahan di akun pribadinya @chikoradityatama sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatannya.


