INDORAYA – Sebanyak 120 siswa baru SMKN Jawa Tengah (Jateng) di Kota Semarang mengikuti Pendidikan Dasar Kepemimpinan (PDK) angkatan XI. Mereka telah selesai mendapatkan bekal tentang kedisiplinan selama empat bulan.
Kepala SMK Negeri Jawa Tengah di Semarang Hardo Sujatmiko mengatakan, penyelenggaraan PDK bertujuan membangun mental sukses. Menurutnya, dengan kedisiplinan para siswa diajarkan untuk gigih meraih cita-cita, dan keluar dari zona kemiskinan.
“Yang paling utama adalah mengubah mental mereka. Menyeting mental mereka menjadi mental kaya, yaitu rajin, disiplin. Ketika mindset mereka sudah oke, usaha untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan akan berhasil,” kata dia, Jumat (15/11/2024).
Hardo mengatakan, selama PDK berlangsung, 120 siswa baru SMK Negeri Jateng di Kota Semarang digembleng dengan pendidikan kedisiplinan. Unsur TNI juga dilibatkan dalam pembekalan materi.
Menurutnya, PDK juga diadakan di SMK Negeri Jateng yang ada di Pati dan Purbalingga. Kegiatan ini telah ditutup pada hari ini, Jumat (15/11/2024).
“Kami ada pamong asrama, ada pamong disiplin. Ketika ada long march, kita kerja sama dengan TNI, selalu kolaborasi untuk membangun karakter unggul,” pungkas Hardo.
Salah satu siswa SMK Negeri Jateng Desy Mayasari dalam momen penutupan tak kuasa menahan haru. Dia memeluk erat ibunya Sri Kuswati. Tak banyak bahasa yang keluar, hanya pandang penuh rindu, lantaran Kuswati mengalami gangguan pendengaran.
“Saya di rumah manja sama ibu. Saya kangen sekali dengan kasih sayangnya di rumah. Saya merasa lega sekali, sudah bisa menempuh pendidikan dan kini bertemu dengan orang tua saya,” ujar siswa asal Kebumen tersebut.
Lulus dari PDK SMK Negeri Jawa Tengah, siswi jurusan Teknik Instalasi dan Tenaga Listrik itu merasa bersyukur dan berharap bisa mencapai citanya.
“Bapak sudah meninggal, ibu petani. Harapan saya bisa lebih baik dan membahagiakan orang tua,” harap Desy Mayasari.
Begitu pula dengan Tri Wulan Mugiarti, siswi asal Ambarawa. Pada momen itu dia hanya didampingi oleh guru BK di sekolah. Pasalnya bapaknya sudah meninggal dan dia juga tidak tahu keberadaan ibunya.
Namun, ia bertekad agar momen tersebut menjadi batu pijakan perubahan nasib. Tri bertekad belajar giat di SMK Negeri Jawa Tengah, untuk menghentikan rantai kemiskinan yang membelenggu.
“Saya berharap, bila suatu saat bertemu ibu (kandung) dengan keadaan saya telah meraih kesuksesan. Cita-cita saya jadi abdi negara,” kata siswi jurusan Teknik Instalasi dan Tenaga Listrik tersebut.