INDORAYA – Tim United Nations Children’s Fund (UNICEF) melakukan kunjungan ke SD Negeri Pekunden Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (12/11/2024).
Mereka tiba di SDN Pekunden sekitar pukul 07.00 WIB. Setibanya di sekolah tersebut, rombongan UNICEF melakukan pengawasan terkait pemberian makanan bergizi lewat bekal yang dibawa para siswa SD.
Tak hanya mengawasi itu saja, mereka juga mengecek menu makanan yang distok oleh kantin di SDN Pekunden.
Pengawasan kali ini bertujuan untuk mencegah obesitas pada siswa khususnya di sekolahan tersebut.
Tim Ahli Gizi UNICEF di Indonesia David Colozza mengatakan, kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya UNICEF untuk memantau pelaksanaan dan kemajuan program pencegahan obesitas yang telah berlangsung hampir satu tahun.
“Kunjungan dari UNICEF terkait program pencegahan obesitas kepada pemerintah Jawa Tengah. Dimana sekolah ini merupakan salah satu bagian dari pilot project,” kata David kepada wartawan di SDN Pekunden, Selasa (12/11/2024).
Lebih lanjut, dia menuturkan progam yang telah dilaksanakan hampir satu tahun ini juga merupakan bentuk dukungan dari UNICEF kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, seiiring persiapan untuk meluncurkan program makan bergizi gratis yang dijadwalkan mulai tahun depan.
Dukungan tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, seperti pendidikan gizi bagi siswa, aktivitas fisik, serta penanganan siswa yang obesitas dengan Puskesmas.
Melalui program ini, anak-anak diberikan pemahaman lebih mendalam tentang pentingnya pola hidup sehat, sementara siswa yang mengalami obesitas akan diarahkan ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
“Jadi kalau di sini ada banyak kegiatan terkait dengan pendidikan gizi untuk anak usia SD dan ada aktivitas fisik. Ini bagian dari mengajarkan pola hidup sehat buat anak-anak,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SDN Pekunden, Suhartini melaporkan bahwa di sekolahannya yakni ada 8 siswa yang terindentifikasi mengalami obesitas. Mayoritas delapan siswa tersebut berusia 11 tahun atau pada kelas V dan telah dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Anak-anak ditimbang beratnya dan diukur tingginya, dari situ ada rumus untuk mengetahui anak obesitas. Kemudian orang tua ke Puskesmas untuk konsultasi mengurangi berat badannya,” bebernya.
Sedangkan, para orang tua yang memiliki anaknya obesitas diimbau agar mengurangi berat badan anak.
Tak hanya imbauan saja, pihaknya pula sudah berbenah diri, seperti di kantin tidak lagi menjual makanan yang siap saji, dan manis-manis, serta tidak menjual es teh.
“Alhamdulillah, anak-anak sudah mulai terbiasa karena sudah banyak yang tidak mengonsumsi mi, tepung-tepungan. Kantin kita juga sudah tidak menjual es teh karena membuat susah penyerapan gizi pada anak,” ucapnya.
“Dulu terus terang banyak makanan kemasan, sekarang sudah berubah tidak ada lagi karena memang tidak disarankan UNICEF. Jadi nanti mungkin makanannya buah-buahan,” imbuhnya.