
INDORAYA – Curah hujan tinggi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) menyebabkan delapan desa yang tersebar di tiga kecamatan setempat banjir. Banjir berdampak pada wilayah persawahan dan pemukiman warga.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Mundir melaporkan banjir tersebut mengakibatkan ratusan rumah terendam.
“Hasil laporan dari masing-masing wilayah, akibat banjir yang Jumat (25/2) mengakibatkan 574 rumah warga tergenang dengan ketinggian genangan bervariasi,” katanya, Sabtu (25/02/23).
Ia mengatakan curah hujan tinggi dalam sepekan mengakibatkan beberapa kecamatan di Kabupaten Kudus. Beberapa juga juga meluap, meliputi Sungai Juwana, Sungai Juwana 1, Sungai Bakinah, Sungai Jumirah, Sungai Piji, dan Sungai Dawe.
Akibatnya, lanjut dia, permukiman warga, maupun persawahan di Kecamatan Jati, Undaan dan Mejobo tergenang air.
Sementara itu, di Kecamatan Jati ada tiga desa yang dilanda banjir, yakni Desa Jati Wetan, Tanjung Karang dan Jetis Kapuan dengan total rumah terdampak 280 rumah dan areal persawahan mencapai 62 hektare.
Begitu juga, di Kecamatan Undaan yang membuat tiga desa terdampak, yakni Desa Ngemplak, Karangrowo, dan Undaan Lor. Sedangkan rumah tergenang ada 206 rumah dan areal persawahan yang terdampak mencapai 1.002 hektare.
Sedangkan, Kecamatan Mejobo terdapat dua desa yang terdampak banjir, yakni di Desa Payaman dan Golantepus dengan jumlah rumah tergenang 82 rumah dan areal persawahan tergenang 49 hektare.
“Untuk kondisi terkini, tentunya akan kami pantau kembali apakah sudah ada yang surut atau genangan banjirnya masih stabil mengingat kondisi hari ini (Sabtu) juga masih turun hujan,” ujarnya.
Langkah awal penanganan, BPBD Kudus berkoordinasi dengan jajaran terkait dalam menentukan langkah selanjutnya.
Adapun upaya dalam mengurangi genangan banjir di Undaan Lor dan Jati Wetan, maka mengandalkan pembukaan pintu pembuang menuju Sungai Wulan.
“Kami juga terus melakukan pemantauan ketinggian air melalui tinggi muka air di masing-masing daerah terdampak banjir,” ujarnya.
Pada awal Januari 2023 juga terjadi banjir di daerah setempat hingga mengakibatkan ratusan warga dari berbagai desa mengungsi.