Ad imageAd image

Kronologi Mahasiswa UNNES dan UIN Walisongo Semarang Diduga Bawa Kabur Uang Arisan Rp 2 Miliar

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 443 Views
10 Min Read
Foto dua mahasiswa di kampus Semarang yang diduga membawa kabur uang arisan Rp 2 Miliar. (Foto: istimewa)

INDORAYA – Dua mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan UIN Walisongo Semarang diduga menjadi pelaku aksi penipuan berkedok arisan. Dua mahasiswa asal Klaten ini dituding telah membawa kabur uang arisan senilai Rp 2 Miliar.

Aksi ini dilakukan oleh Arkan Bintang Nugraha, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNNES bersama Ghina Khairunnisa, mahasiswa Jurusan Hukum Pidana Islam UIN Walisongo. Dua anak muda ini merupakan sepasang kekasih yang bekerja sama melakukan aksi penipuan.

Kasus dugaan penipuan berkedok arisan ini pun heboh di media sosial dan menjadi perbincangan para warganet. Poster yang menampilkan identitas berikut foto pelaku bahkan tersebar luas di media sosial. Keberadaan keduanya saat ini pun tengah diburu oleh Polres Klaten.

Lalu bagaimana sebenarnya kronologi kejadian tersebut? Simak kronologi mahasiswa UNNES dan UIN Walisongo Semarang yang diduga membawa kabur uang arisan Rp 2 Miliar dalam artikel berikut ini!

Pelaku Admin, Grup Berjalan Lebih 1 Tahun

Ilustrasi jebakan arisan online. (Foto: Istimewa)

Menurut pengakuan dari salah satu korban, Manik Indah (22), kedua mahasiswa di kampus Semarang itu merupakan sepasang kekasih yang menjadi owner sekaligus admin arisan online. Keduanya diduga melakukan penipuan dengan membawa kabur uang membernya.

Grup arisan itu sudah berjalan selama satu tahun lebih. Ada 100 anggota lebih dalam kelompok arisan itu. Selama satu tahun, agenda arisan berjalan lancar melalui grup WhatsApp. Namun pada akhir Februari 2023 lalu, member arisan merasa ditipu oleh Arkan dan Ghina.

“Pelaku adalah admin sekaligus ownernya. Aku sudah ikut arisan itu sekitar 1 tahun dan berjalan dengan sangat baik tidak tidak ada kasus seperti ini sebelumnya,” tutur Manik Indah saat dihubungi Indoraya melalui pesan instan WhatsApp, Senin (6/3/2023).

Beralasan ATM Tertelan

Ilustrasi sedang melakukan transaksi di ATM. (Foto: Istimewa)

Ia menuturkan, kejadian penipuan ini bermula pada tanggal 22 Februari 2023. Pada waktu itu, terduga pelaku yang merupakan admin seharusnya menyetorkan uang tunai senilai Rp 40 juta kepada member pemenang arisan untuk bulan Februari ini.

BACA JUGA:   Rangkaian HUT ke- 476 Kota Semarang, Ada Grand Final Denok Kenang hingga Slank

“Transaksi setor tunai untuk get tanggal 21 dan 22 Februari. Seharusnya itu uang untuk para member yang dapat hari tersebut. Kejadian awal dia bilang setor tunai tapi ATM-nya tertelan pada tanggal 22,” ungkap seorang perempuan yang berprofesi sebagai asisten bidan di salah saru klinik di Sukoharjo itu.

Namun saat melakukan transaksi melalui ATM, admin beralasan mendapatkan masalah lantaran kartu ATM-nya tertelan. Lalu ia meminta izin kepada anggota kelompoknya untuk menunda pembayaran selama kurun waktu 10 hari. Saat itulah dua anak muda itu mulai melancarkan aksinya.

“Setelah itu admin arisan ini mengaku bahwa ada kendala masalah uang tertelan saat setor tunai di bank BRI dan meminta waktu 10 hari untuk membenahi arisan yang bermasalah. Tetapi sampai saat ini pelaku kabur dan tidak bisa dihubungi, keberadannya di mana, diketahui pelaku kabur bersama pasangannya,” ungkap Manik.

Bawa Kabur Uang, Member Rugi Rp 2 M

Ilustrasi uang arisan. (Foto: istimewa)

Sejak saat itulah, pasangan mahasiswa yang membawa uang iuran dari kelompok arisan itu diduga telah membawa kabur uang senilai Rp 2 Miliar. Uang Rp 2 Miliar yang dibawa kabur ini merupakan jumlah total kerugian yang dialami oleh sebagian membernya.

“Jumlah orang yang ikut grup arisan 100 lebih, tapi yang kena penipuan kuramg lebih 60 orang. Kalau Rp 2 M total kerugian para member yang udah transfer ke mereka. Total kerugian semuanya kurang lebih Rp 2 Miliar,” imbuh Manik.

Ia melanjutkan, pada tanggal 28 Februari 2023 para member yang mendapatkan jatah uang arisan sudah menghubungi Arkan dan Ghina untuk menagih haknya. Namun saat dihubungi, tiba-tiba nomor korban tidak aktif, keberadaannya juga tidak diketahui.

Hingga hari ini, para member sudah berusaha menghubungi terduga pelaku. Namun usahanya sia-sia, pasalnya nomor keduanya, baik Arkan dan Ghina sama-sama tidak aktif. Saat itulah para member merasa curiga kalau keduanya merupakan seorang penipu.

“Tanggal 28 sudah tidak bisa dihubungi. Sudah kami hubungi berkali-kali. Tetapi sampa saat ini pelaku kabur dan tidak bisa dihubungi,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Puluhan Personel Gabungan Amankan Pertemuan Menteri Ekonomi Asean di Semarang

Korban Ditawari Untung Jutaan Rupiah

Ilustrasi orang menerima uang. (Foto: istimewa)

Manik menceritakan, dirinya mengikuti grup arisan tersebut sejak setahun lalu lantaran diberi tahu oleh salah satu temannya. Ia pun mengaku tertarik lantaran mendapatkan iming-iming keuntungan dari arisan senilai Rp 4 jutaan.

“Saya mengetahui arisan dari teman saya. Kalau saya gabung admin menawarkan arisan dan oper slot (mengganti arisan orang lain) dengan ditawari untung yang beda. Untuk sistem arisannya, dia itu ada yang offline biasa, terus ada open slot juga, kebanyakan uangnya itu pada open slot,” katanya.

Selama setahun ini kelompok arisan online yang diikutinya aktif berjalan dan tidak ada kejadian penipuan sebelumnya. Atas ulah kedua mahasiswa di dua kampus berbeda di Kota Semarang ini, Manik mengaku rugi senilai Rp 14,5 juta.

“Aku sudah ikut arisan itu sekitar 1 tahun dan berjalan dengan sangat baik, tidak ada kasus seperti ini sebelumnya. Kalau saya salah satu membernya, kerugian saya Rp 14,5 juta,” imbuh Manik.

Hingga kini, terduga pelaku tidak diketahui keberadaannya dan tidak bisa dihubungi. Dua mahasiswa ini pun sudah dilaporkan dan sedang diburuh oleh Polres Klaten atas dugaan penipuan yang berkedok arisan online.

“Saat ini sudah ada beberapa korban yang sudah memasukkan laporan ke Polres Klaten. Untuk membernya ada yang online ada yang offline, kalo saya sendiri online,” ungkap Manik.

UNNES Pegang Asas Praduga Tak Bersalah

Universitas Negeri Semarang. (foto: istimewa)

Kabar yang viral dan heboh di media ini pun ditanggapi oleh kedua instansi kampusnya. Kedua kampus membenarkan bahwa Arkan Bintang Nugraha adalah mahasiswa Teknik Mesin UNNES dan Ghina Khairunnisa merupakan mahasiswa Hukum Pidana Islam UIN Walisongo.

Menanggapi persoalan tersebut, Kepala UPT Humas UNNES, Zaenal Abidin membeberkan, atas dugaan yang menjerat salah satu mahasiswanya, pihak kampus sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut.

BACA JUGA:   Dua Kasus Dugaan Politik Uang Mencuat di Semarang, Dilakukan Timses Atas Perintah Caleg

“Jadi kami sudah mengidentifikasi yang bersangkutan merupakan mahasiswa aktif dari jurusan Teknik Mesin. Kami menyayangkan karena persoalan personal dari yang bersangkutan. Kami melihat itu uang hasil arisan yang kemudian dibawa lari, kalau tidak salah,” katanya saat dikonfirmasi Indoraya, Senin (6/3/2023).

Namun demikian, pihaknya akan melakukan tindakan setelah hasil keputusan dari kepolisian maupun pengadilan terhadap yang bersangkutan. Saat ini bidang kemahasiswaan dan dewan etik UNNES sudah menggodok permasalahan tersebut. Asas praduga tak bersalah tetap akan dikedepankan.

“Intinya dari kami tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. Jadi kalau sudah ada informasi jelas seperti apa, baik kepolisian maupun dari pengadilan. Kami akan mengikuti prosedur etik institusi kami. Keputusan yang mengikuti kelanjutan kira-kira bagaimana hasil dari kepolisian,” ungkap Zaenal.

UIN Walisongo Cari Keberadaan Mahasiswanya

UIN Walisongo Semarang. (Foto: istimewa)

Sementara itu, Subkoornator Humas UIN Walisongo, Astri Amanati mengatakan, hingga kini dugaan laporan penipuan yang melibatkan salah satu mahasiswanya belum masuk ke pihak kampus. Sehingga kampus tidak memberikan langkah atau sanksi tegas terhadap terduga pelaku.

“Belum ada laporan resmi, kami akan bantu. Kalau belum ada yang masuk, ya jadi sementara ini belum ada tindakan apa-apa,” terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (6/3/2023).

Ia melanjutkan, langkah dari pihak kampus saat ini yaitu melakukan penelurusan terkair kebenaran informasi tersebut. UIN Walisongo juga tengah mencari keberadaan mahasiwa yang diduda terlibat penipuan berkedok arisan online tersebut.

“UIN sudah mengambil langkah-langkah lewat fakultas dengan menelusuri kebenaran info tersebut, juga keberadaan yang bersangkutan,” imbuh Astri.

Kendati demikian, ia mengatakan, jika laporan sudah masuk ke kampus, terduga pelaku tidak langsung dikenai sanksi. Hal ini akan dirapatkan terlebih dahulu oleh pimpinan UIN Walisongo Semarang.

“Itu harus dirapatkan pimpinan dulu, pasti akan diputuskan pimpinan. Harus dirapatkan bagian sendiri,” katanya.

Ia menyatakan, kendati Ghina Khairunnisa saat ini tercatat sebagai mahasiswa aktif di kampusnya, namun yang bersangkutan diketahui jarang masuk kuliah. Hal itu diketahui setelah dirinya meminta keterangan dari bagian akademik kampus UIN Walisongo.

“Saya konfirmasi ke bagian akademik di sini (UIN), membenarkan bahwa mahasiswa sini. Tetapi, udah enggak pernah masuk kuliah,” ungkap Astri.

Share this Article
Leave a comment