INDORAYA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkomitmen untuk memperkuat sektor perikanan Indonesia guna mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kontribusi ekspor.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, total produksi perikanan nasional saat ini mencapai 13 juta ton per tahun. Dari angka ini 7,8 juta ton berasal dari perikanan tangkap dan 5,6 juta ton dari budidaya.
Meskipun angka ini signifikan, dia menyebut bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Vietnam yang memiliki produksi budidaya 25 juta ton dan produksi tangkap 3 juta ton.
Oleh karena itu, KKP menargetkan peningkatan kapasitas sektor budidaya, terutama di wilayah Jawa Tengah, yang saat ini memproduksi 847 ribu ton perikanan dengan nilai ekonomi mencapai Rp7,68 triliun.
“Jawa Tengah, yang telah berkontribusi signifikan terhadap ekspor perikanan dengan nilai Rp5 triliun (USD 326,78 juta), memiliki potensi besar untuk memperkuat ekspor nasional yang kini mencapai USD 5,3 miliar,” ujarnya saat Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Selasa (31/12/ 2024)
Menteri Trenggono berharap kontribusi ekspor ini dapat terus ditingkatkan, mengikuti jejak Vietnam yang telah mencapai ekspor perikanan sebesar USD 9,5 miliar.
Dalam rangka mencapai target tersebut, KKP berencana merevitalisasi tambak di kawasan Pantura Jawa, termasuk di Jawa Tengah, dengan pengembangan tahap pertama seluas 20.000 hektare pada tahun 2025.
Menteri Trenggono juga menegaskan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dan PLN untuk memastikan ketersediaan energi dalam meningkatkan produksi tilapia yang ditujukan untuk pasar domestik dan ekspor.
“Selain itu, KKP menggenjot gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan) di Jawa Tengah, yang saat ini tingkat konsumsi ikan masih terbilang rendah, yakni 15,6 persen,” katanya.
“Upaya ini mendukung tujuan untuk memperkuat pola makan bergizi yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat,” imbuh Trenggono.