INDORAYA – Sejumlah pabrik sektor manufaktur dan peralatan elektronik di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang memilih pindah atau relokasi ke Kabupaten Demak. Hal ini dipicu banjir rob yang kerap melanda kawasan pesisir Semarang tersebut.
Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) Frans Kongi, pabrik yang memilih relokasi berada di sepanjang tanggul yang jebol diterjang banjir bandang pada tahun 2022 lalu.
Salah satunya yaitu PT Lamicitra yang berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas. Menurut Frans Kongi, pindahnya pabrik yang bergerak di sektor properti tersebut disebabkan banjir rob yang kerap melanda.
“Untuk wilayah pelabuhan Semarang, karena pabriknya Lamicitra sering kena banjir rob, maka dia terpaksa pindah. Dan emang banyak industri disana tahap demi tahap ya harus pindah. Sebagian pabrik sudah pindah ke tempat yang lebih baik,” katanya saat dihubungi, Senin (21/8/2023).
Ia mengungkapkan, banyak pabrik di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang yang pindah ke daerah lain. Meski begitu, Apindo Jateng memilih merahasiakan identitas masing-masing pabrik.
Hanya saja, diakui Frans Kongi, keputusan untuk merelokasi pabrik dari Pelabuhan Tanjung Emas menjadi kewenangan pemilik pabrik, mengingat kawasan itu kerap dilanda banjir.
“Itu macam-macam (pabriknya). Keputusan pindah itu juga pilihan mereka. Tempatnya bisa dimana saja. Toh di Jawa Tengah kan pengusaha punya banyak pilihan. Masing-masing pemerintah daerah juga sudah siapkan banyak kawasan industri,” bebernya.
Di luar itu, dengan upaya pengembangan ekonomi yang sudah dilakukan saat ini, Frans melihat wilayah Jateng bagian utara dan bagian tengah memiliki sarana infrastruktur industri yang memadai. Berbeda halnya di bagian selatan.
“Daerah tengah dan utara sudah siapkan semua infrastrukturnya. Hanya selatan yang masih belum bagus,” ungkap Frans Kongi.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang, Widoyono mengaku sudah mengetahui pindahnya pabrik di Pelabuhan Tanjung Emas.
Menurut keterangan Widoyono, satu pabrik di kawasan pesisir tersebut menyatakan tahun ini dan tahun 2024 pindah ke Demak usai mempertimbangkan sejumlah faktor.
“Ya memang ada yang pindah ke Demak. Karena selama di pelabuhan kan pabriknya sering kena rob. Saya dapat info ada satu pabrik yang pindah ke Demak. Ini gara-gara dulu tanggul pelabuhan jebol dan terdampak banjir,” katanya.
Selain banjir rob, para pengusaha memilih relokasi ke Demak atau daerah lain karena UMK di Semarang relatif besar. Sehingga sejumlah pabrik pindah agar dapat mencari upah bagi tenaga kerja dengan nilai murah.
“Kalau pindah ke tempat lain kemungkinan besar karena faktor tenaga kerja. Mereka mencari UMR lebih murah,” tandas Widoyono.