Ad imageAd image

Kenalkan Sarung Lewat Parade Semarak 476 Semarang, Wali Kota: Peran Pendampingan UMKM

Redaksi Indoraya
By Redaksi Indoraya 767 Views
4 Min Read
Fashion show dari lurah, camat, hingga berbagai komunitas di Kota Semarang mengenakan sarung. (Foto: Dickri Tifani Badi/Indoraya)

INDORAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengenalkan sarung dalam Parade Semarak 476 Semarang dengan mengusung tema “Sarungku Gayaku”, di depan Taman Srigunting, Jumat (05/05/2023).

Parade Semarak tersebut merupakan rangkaian dari acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Semarang ke-476.

Sebelum sarung, Pemkot Semarang juga telah mengenalkan batik saat puncak perayaan HUT Kota Semarang di Balai Kota Semarang pada tanggal 2 Mei 2023.

“Ini tentunya adalah salah satu rangkaian setelah kemarin pas tanggal 2 Mei 2023 di Balai Kota Semarang. Kemudian dilanjutkan di Kota Lama dengan namanya Sarungku Gayaku. Dimana selain batik, kita juga melalukan sosialisasikan tentang sarung,” ujar Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) usai acara Parade Semarak 476 Semarang, Jumat petang.

Bahkan di lokasi acara, ribuan orang mengenakan sarung mulai dari Wali Kota Semarang dan jajarannya, hingga kalangan dari berbagai komunitas di Kota Semarang.

Ita mengatakan, sarung bisa menjadi multifungsi dalam kegunaanya seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno.

“Tadi sudah disampaikan sambutan dari Bapak Sekda Provinsi Jateng yang mewakili Pak Gubernur, sarung ini bisa multifungsi yang bisa dipakai untuk bawahan atau tadi juga bisa selimutan, dan sebagainya,” ucap Ita.

Memperkenalkan sarung dalam acara Parade Semarak 476 Semarang, ia menjelaskan untuk melalukan pendampingan kepada UMKM agar dapat berkreasi dan melalukan disversifikasi.

Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo sendiri telah mengakui dan menetapkan sarung sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia pada 3 Maret 2019.

“Dimana (acara Sarungku Gayaku), salah satu peran untuk melalukan pendampingan para pelaku UMKM. Yang diharapkan semakin banyak variasi. Jadi, sarung tidak harus identik dengan kotak-kotak, tapi juga bisa bentuk dililit, motif batik dan lain sebagainya,” pinta Ita.

Menurut Ita, Sarungku Gayaku dalam acara Parade Semarak 476 Semarang ini merupakan terobosan dari Pemkot Semarang untuk mengenalkan sarung hingga budaya tradisional yang mampu membangkitkan ekonomi masyarakat.

Ia melanjutkan peserta yang mengikuti Sarungku Gayaku ini yakni sebanyak 476 orang yang melalukan fashion show menggunakan sarung berbagai motif.

Kemudian, pihaknya menggelar acara tersebut yang berlangsung sejak hari ini (5/5/2023) sampai dengan Minggu (7/5/2023).

“Banyak (acara), ada UMKM, pertanian, perikanan di Kota Lama. Kita juga kolaborasikan dengan antar OPD dan dinas,” papar Ita.

Di lokasi sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedho menjelaskan sarung merupakan warisan budaya tak benda dari bangsa Indonesia yang saat ini sedang didaftarkan ke Unesco.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada masyarakat agar sarung tetap harus dilestarikan.

Di tambah, kata Wing, sarung sudah mendunia dengan berbagai corak warna tradisional, etnik dan lain sebagainya.

“Kita harapkan mampu mewarnai bagaimana potensi kekayaan Indonesia, khususnya Kota Semarang. Salah satunya, Kota Semarang Punjab batik ecoprint yang mulai mendunia,” kata Wing.

Tentunya, Pemkot Semarang menyelenggarakan festival sarung Indonesia sebagai kepedulian pemerintah terhadap warisan budaya tak benda, seperti sarung.

“Ini membuktikan kepada masyarakat umum bahwa Pemerintah Kota Semarang memiliki kepedulian tinggi terhadap warisan budaya tak benda, sarung khususnya,” pungkas Wing.

Share this Article
Leave a comment