INDORAYA – Sebanyak 175 siswa dari tiga sekolah dasar (SD) di Kota Semarang mengenakan berbagai kostum selayaknya pahlawan. Mulai dari Soekarno, Bung Hatta, Imam Bonjol, Fatmawati hingga Nyi Ageng Serang.
Mereka lakukan hal itu untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional ke-78, dengan ziarah ke para pahlawan.
Ratusan siswa itu terlihat antusias tinggi saat memanjatkan doa untuk para pahlawan sekaligus menabur bunga yang dipimpin oleh sang guru, di Kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (9/11/2023) pagi.
Adapun ratusan siswa itu berasal dari SD Negeri Pekunden, SD Negeri Brumbungan, dan SD Negeri Pendrikan Lor 01.
Lalu pakaian atau kostum dari ratusan siswa itu, dua orang di antaranya yakni memerankan sebagai Fatmawati dan Nyi Ageng Serang. Itulah yang dikenakan oleh Dewi Ayudi dan Betari Anindita saat ziarah ke TMP Giri Tunggal.
Kepada wartawan, kedua siswa ini merasa senang bisa ikut ziarah ke makam para pahlawan. Dengan melalui ini, Dewi dan Betari menginginkan kenal lebih dekat dengan sosok pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan RI.
“Seneng ikut ziarah ini, jadi lebih tau tentang pahlawan, dan pengen mengenal pahlawan lebih jauh lagi,” ucap keduanya kompak.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Pekunden, Abdul Khalik mengatakan, ziarah ke makam pahlawan yang ada di TMP Giri Tunggal itu guna menumbuhkan jiwa patriostime. Pasalnya, guru-guru yang mengikuti kegiatan ini mengenalkan sosok pejuang dari pahlawan kepada siswa. Dengan begitu, dia berharap siswanya bisa lebih semangat untuk meraih prestasi.
Apalagi, dalam momentum Hari Pahlawan Nasional ini siswa juga diajarkan tentang rasa syukur dan nasionalisme.
“Harapan kami adalah hari ini melalui Hari Pahlawan Nasional, anak-anak diajak langsung ke TMP Giri Tunggal untuk mengingat kembali jasa besar pahlawan sehingga anak-anak ‘mikul duwur pendem jero’, kita semua yang akan melanjutkan estafet perjuangan para pahlawan,” ujar Khalik seusai kegiatan.
Dalam kegiatan ini juga para guru membibing siswanya untuk cara etika memasuki makam, tata cara berdoa kepada leluhur, serta etika berziarah.
Melalui pembelajaran tersebut, menurut Abdul Khalik, siswanya bisa menguatkan keimanan dan ketaqwaannya.
Selain itu juga, saat ziarah kubur ke Makam Pahlawan, para siswa dikenalkan pahlawan nasional, di antaranya dr. Kariadi, Achmad Roemani, dan Mgr Albertus Soegijapranata. Bahkan, anak-anak juga diajak berkunjung ke makam-makam pahlawan tanpa nama.
Setelah selesai berziarah dan bertabur bunga, siswa kemudian mendapatkan pembelaran mengenai biografi dan perjuangan dari pahlawan yang dibacakan oleh beberapa guru. Misalnya, kelahiran, perjuangan melawan penjajah hingga tutup usia dari sosok pahlawan yang dikunjungj sebelumnya.
“Anak-anak juga dikenalkan ke makam-makam pahlawan yang nggak ada namanya karena wajahnya tidak bisa dikenali, anak-anak kita kenalkan di sini sehingga anak-anak mengingat perjuangan para pahlawan akhrinya timbul rasa syukur arti pentingnya kemerdekaan Indonesia ini,” jelas Abdul Khalik.
Dalam kesempatan ini, Babinsa Kelurahan Pekunden, Serka Yoggi Hidayat mengapresiasi dengan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa dari tiga sekolah dasar di Semarang itu.
Menurutnya, ziarah ke makam pahlawan dapat menumbuhkan karekter anak-anak terkait semangat juang.
“Dengan membacakan biografi dam cerita tentang pahlawan anak-anak dapat menjadi karakter semangat juang seperti pahlawan, sehingga dapat membenahi generasi yang lebih baik lagi,” papar Serka Yoggi saat mendampingi anak-anak berziarah ke TMP Giri Tunggal.