Kemarau Ekstrem, Volume Air di 25 Waduk Jateng Menyusut 50 Persen

Athok Mahfud
4 Views
2 Min Read
Ilustrasi kondisi waduk di Kabupaten Pati yang mengalami penyusutan di musim kemarau. (Foto: istimewa)

INDORAYA – Musim kemarau ekstrem yang berlangsung hingga saat ini mengakibatkan penurunan debit air waduk atau bendungan di sejumlah daerah. Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jawa Tengah mencatat, dari total 44 waduk yang tersebar di 35 kabupaten/kota, 25 waduk mengalami penurunan volume debit air.

Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku (IAB) Dinas Pusdataru Jateng, Radito mengungkapkan, penyusutan debit air waduk rata-rata mencapai 20 hingga 50 persen. Ia mencontohkan, kondisi debit air Waduk Cacaban telah berkurang dan tinggal 5,7 juta meter kubik.

“Ada 44 waduk, 16 di antaranya volumenya masih normal. Kemudian 25 waduk volume airnya di bawah normal. Sisanya sedang dalam perbaikan dan ada yang kosong. Rata-rata penurunan debit airnya ada yang 20 persen, ada juga yang 50 persen. Seperti di Waduk Malahayu dan Cacaban,” katanya, belum lama ini.

Menyusutnya air waduk terjadi sejak Juni hingga Oktober 2023. Penyusutan paling terasa di waduk di wilayah pesisir utara karena mayoritas daerah di sana masih mengalami kekeringan. Adapun wilayah pesisir selatan, air waduknya masih tersedia mengingat hujan sempat mengguyur selama beberapa hari.

Menurut Radito, dengan adanya penyusutan debit air waduk, maka para petani disarankan untuk mengerjakan masa tanam pertama dengan menunggu keterisian air irigasi mencukupi.

“Mau tidak mau, masa tanam satu dilakukan secara bergiliran. Kemungkinan Oktober ini suda masuk masa tanam. Sehingga pola tanam padinya dilakukan bergantian sambil menunggu ketersediaan air irigasi mencukupi,” terangnya.

Dia berujar, total luasan sawah yang terlayani air irigasi yakni seluas 953.804 hektare. Ini untuk sawah yang mendapat pasokan dari air waduk seluas 384 ribu hektare.

Kendati demikian, kata Radito, kondisi keterisian air waduk selama musim kemarau 2023 relatif masih lebih baik ketimbang kemarau yang terjadi pada 2019 silam. Walaupun kondisinya sama-sama dilanda El Nino, akan tetapi tahun ini volume air waduk sebanyak 754 juta meter kubik.

“Ya ketimbang situasi lima tahun yang lalu, kondisi sekarang ini masih bagus. Soalnya penurunan debitnya tidak terlalu parah,” terang Radito.

Share This Article