INDORAYA – Keluarga Gamma Rizkinata Oktafandi, korban penembakan oleh Aipda Robig Zaenudin, mengecam langkah memori banding yang diajukan oleh anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang.
Selain iti, mereka juga melaporkan tindakan Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar ke Mabes Polri, sebagai bagian dari upaya untuk menuntut keadilan atas peristiwa tragis yang menimpa anak mereka.
Ayah Kandung Gamma, Andi Prabowo menyampaikan secara tegas menolak memori banding yang diajukan oleh Aipda Robig, pelaku penembakan yang merupakan aparat kepolisian, dan bersikeras agar keadilan ditegakkan atas tragedi yang menimpa anaknya.
Jika Polda Jateng menerima banding yang diajukan oleh Aipda Robig, dia menyatakan bahwa hal itu akan mencoreng citra baik kepolisian dan merusak kepercayaan masyarakat.
“Intinya kami meminta Polda Jateng konsisten harus menghukum Aipda Robid biar keluarga juga bisa menerima dan Apida Robid mendapatkan hukuman yang setimpal,” tegas Andi Prabowo di sela-sela Aksi Kamisan di depan Kantor Polda Jateng pada Kamis (9/1/2025) sore.
Ketika ditanyakan mengenai mutasi Kombes Pol Irwan Anwar ke Kalemkonprofpol Waketbidkernadiansmas STIK Lemdiklat Polri, Andi menyatakan kekecewaannya.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak cukup, karena seharusnya Kapolrestabes Semarang dipecat sebagai bentuk tanggung jawab atas peristiwa yang terjadi.
“Dari keluarga juga menyayangkan dari Kapolrestabes Semarang sendiri hanya di mutasi, kalau dari pertengahan keluarga di pertanggungjawabkan sesuai dengan apa yang telah dia lakukan,”harapnya.
Bahkan dalam waktu dekat, Andi Prabowo bersama kuasa hukumnya akan melaporkan kasus penembakan ini ke Mabes Polri.
“Tetap kita akan melakukan proses pelaporan ke Mabes Polri tapi nunggu waktu. Kita akan berkoordinasi dengan keluarga dan tim advokat kita,” tegasnya.
Bahkan, Keluarga Gamma telah menerima bentuk intimidasi dari orang tak dikenal. Menurutnya, intimidasi tersebut didapatkan keluarga Gamma, dengan rumah mereka sering dikelilingi oleh individu-individu yang diduga kuat memiliki kedekatan dengan pihak kepolisian.
“Kalau intimidasi dari keluarga itu saya sendiri tidak begitu tahu, tapi yang di tekan malah dari keluarga yang di Semarang pas posisi saya tidak di Semarang,”ungkapnya.
“Keluarga di Semarang juga sempat cerita kalau ada orang yang mondar-mandir rumah namun tidak masuk hanya foto-foto saja setelah itu pergi,” pungkasnya.