Kaesang Diragukan Mampu Bawa PSI Lolos Parlemen, Slogan Anak Muda Sebatas Jargon

Athok Mahfud
5 Views
4 Min Read
Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Nur Hidayat Sardini. (Foto: Dok. Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pengarep, diragukan mampu membawa partai bernomor urut 15 itu lolos kursi parlemen di Pemilu 2024. Pasalnya putra bungsu Presiden Jokowi belum memiliki rekam jejak mumpuni di dunia politik. Slogan anak muda yang terus digaungkan juga dianggap hanya sebatas jargon.

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Nur Hidayat Sardini menilai, terpilihnya Kaesang sebagai Ketum PSI tidak serta-merta bisa menaikkan popularitas partai. Apalagi PSI juga tergolong partai yang memiliki segmen pemilih yang sedikit dan terbatas.

Menurut NHS, sapaan akrabnya, keputusan PSI yang menunjuk Kaesang Pengarep sebagai nahkoda tidak berpengaruh cukup signifikan. PSI selama ini hanya dikenal sebagai partai kelas ibu kota Jakarta. Sehingga tidak memiliki basis massa yang menyebar di seluruh penjuru tanah air termasuk kawasan pedesaan.

“PSI kan cuma partai seputaran ibu kota. Mereka sudah jelas tidak punya basis pendukung yang mengakar kayak PKB. Lalu untuk penetrasi mereka yang selama ini diidentikan ke kalangan anak muda, itu kenyataannya hanya sebatas jargon,” ujarnya saat dihubungi Indoraya.news, Selasa (26/9/2023).

NHS juga mengomentari PSI yang kerap menyebut diri sebagai partainya anak muda. Menurutnya, hal tersebut tidaklah cukup untuk menembus kursi parlemen yang membutuhkan pengalaman geopolitik dan strategi politik. Apalagi PSI tidak punya basis dukungan massa yang jelas.

Hal ini bisa dilihat dari hasil Pemilu 2019 silam. Di mana waktu itu salah satu penggagas PSI, Grace Natalie, yang terus mempopulerkan PSI nyatanya tidak mampu membawa partai itu lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

“Ya emang waktu itu dia (Grace) populer, tapi fakta hasil pemilunya dia tidak mampu lolos parlementary threshold. Kalau Kaesang kan yang kita tahu cuma bergelut di bidang usaha. Sosok Kaesang sangat diragukan untuk loloskan PSI di parlementary threshold 2024. Pasti banyak yang menyangsikan,” ungkapnya.

Menurut Ketua Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Undip itu, PSI memiliki kelemahan tidak punya basis massa yang jelas. PSI justru menjadi partai sekuler yang kerap membatasi diri dengan nilai pergerakan berbasis agama dan unsur masyarakat tertentu.

Lanjut NHS, PSI juga hanya memiliki segmen massa yang terbatas hanya pada kalangan Gen Z dan Milenial saja. Padahal baginya, perilaku Gen Z dan Milenial umumnya kerap mengikuti lagam keinginan masing-masing orang tuanya. Selain itu, PSI juga tidak mampu menyelami kebutuhan anak muda secara luas.

“Yang patut dicermati, PSI untuk basis dukungan market aktifnya tidak terlihat. Dan kebanyakan Gen Z apakah tidak ikut lagam orang tuanya. Tentu saya lihat PSI tidak akan mampu menyelami kebutuhan golongan anak muda yang sebenarnya,” ucapnya.

Terpilihnya Kaesang sebagai Ketum PSI memang dinilai dapat meningkatkan popilaritas partai karena anak presiden. Namun menurut NHS, pertarungan dalam tahapan Pemilu 2024 selalu membutuhkan tindakan dan gerakan nyata.

Dia mengatakan, tahapan Pemilu serentak tidak melulu soal bermain media sosial. Melainkan berani bertarung head to head di lapangan saat Pileg, Pilgub, Pilwakot dan Pilbup, serta Pilpres.

“Walaupun sangat populer, terutama PSI dengan Kaesang nantinya hanya akan mengulang perilaku anak muda yang kebingungan masuk kota. Soalnya tahapan Pemilu tidak hanya soal kampanye medsos tapi tindakan kongkrit di lapangan. PSI selama ini tidak ada di proses tersebut,” tandas NHS.

Share This Article