Kader Satria se-Jateng Diminta Teladani Filosofi Kepemimpinan Sunan Kalijaga

Athok Mahfud
20 Views
2 Min Read
Kader Satria di lingkup PD Jateng mengikuti Short Couse Manajeman Organisasi dan Kepemimpinan di Hotel Taman Wisata Kopeng, Minggu (26/06/22). (Athok Mahfud/Indoraya)

 

INDORAYA – Kader Satuan Indonesia Raya (Satria) Gerindra se-Jawa Tengah (Jateng) diminta untuk bisa meneladani filosofi kepemimpinan Sunan Kalijaga.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng, Ahmad Yanuar Rikza menilai Sunan Kalijaga merupakan salah satu tokoh penting di Jawa yang harus diteladani, termasuk dalam kepemimpinan.

“Penting meneladani beliau karena terbukti perannya dalam membantu Kerajaan Demak zaman Raden Fatah,” katanya dalam Short Course Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan PD Satria Jateng di Hotel Taman Wisata Kopeng, Minggu (26/06/22).

Ahmad Yanuar yang memiliki sapaan akrab Ari Wahid itu menjelaskan empat filosofi kepemimpinan Sunan Kalijaga yang harus diteladani kader Satria.

Pertama, urip iku urup (hidup itu menyala). Kader Satria diminta untuk menyalakan hidup dengan berkontribusi kepada masyarakat.

Sikap kedua adalah suro diro joyo jayaningrat, lebur dening pangastuti. Filosofinya, keras hati dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijaksana dan sabar.

“Satria harus mampu berpikir jernih, kalau emosi dalam kesehariannya lebih banyak musuh daripada kawan,” lanjutnya.

Teladan ketiga yaitu ojo ketungkul marang kelungguhan, kadonyan lan kemareman. Maknanya, seorang pemimpin harus ikhlas, tidak boleh gila harta dan jabatan. Lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada individu.

Terakhir dan menurutnya yang paling sulit yaitu memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara.

Seorang yang ingin menjadi pemimpin harus mengayomi, menyejahterakan, dan melindungi yang dipimpin. “Serta harus mencegah datangnya angkara murka,” imbuh Ari.

Ia mengatakan kepada 32 kader Satria se-Jateng bahwa kepemimpinan adalah penderitaan dan penghargaan. Penghargaan akan didapatkan setelah menanggung penderitaan

“Harus berani menderita dulu agar mendapatkan penghargaan. Jangan cuma pengen dapat penghargaan,” ungkapnya. (Ang)

Share This Article