Ad imageAd image

Joko Santoso Bantah Pukul Relawan PDIP Gegara Bendera

Dickri Tifani
By Dickri Tifani 7 Views
4 Min Read
Video CCTV peristiwa Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso diduga memukul seorang relawan PDIP. (Foto: Istimewa)

INDORAYA – Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso membantah memukul terhadap tetangga rumahnya yang merupakan seorang relawan PDI Perjuangan, bernama Suparjiyanto (58). Hal itu merespon video CCTV yang berdurasi satu menit sepuluh detik yang viral di tengah publik.

Dalam video yang beredar, seorang pria mirip dengan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang itu sedang menghampiri seorang relawan tersebut. Saat kejadian, Joko Santoso menunjukkan gestur marah.

Kejadian tersebut berada di Jalan Cumi-cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang pada Jumat (8/9) malam.

Menurut informasi yang diperoleh Indoraya di lapangan, pemicu Joko Santoso diduga tersulut emosi dengan Suparjiyanto itu disebabkan gegara pemasangan bendera PDI Perjuangan di kampung tersebut.

“Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu. Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu,” kata Joko Santoso saat dikonfirmasi Indoraya di rumahnya, Sabtu (9/9/2023).

Keterangan tidak melakukan aksi pemukulan, menurut Joko Santoso banyak saksi yang melihat kejadian tersebut. Namun, ia mengaku tidak memukul, hanya saja mendorong korban.

“Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam-red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan. Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka,” ungkap Joko.

Saat ditanya pemicu keributan Joko Santoso dengan Suparjiyanto, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang ini mengungkap permasalahan awal terkait pemasangan bendera PDI Perjuangan di wilayah kampungnya RW IV Bandarharjo, Kota Semarang.

Sebelumnya, bendera PDIP dipasang sejak lima bulan lalu, namun tak dipermasalahkan. Akan tetapi baru-baru ini, ucap Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.

Namun yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang ada terpasang di semua lingkungan RW.

Dengan pemasangan bendera dipasang di RT tempat rumahnya saja, Joko Santoso menilai hal ini tidak mencerminkan adanya etika berpolitik.

Artinya, kata dia, pemasangan bendera di lokasi tersebut seakan-akan melecehkan Joko Santoso sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

Ia menyadari di tengah tahun politik seperti sekarang suasana panas rawan muncul. Dirinya mencoba menghindari anarkisme dan intimidasi.

“Saya tidak marah ketika awal seseorang caleg PDI Perjuangan pasang bendera, lima bulan lalu hanya di RW IV cambuk buat saya karena belum bisa menguasai wilayah karena ada caleg lain yang bisa masuk. Ketika bendera sudah lusuh mungkin PDI membersihkan, tadi malam ada pemasangan khusus di RT saya. saya ketemu dengan Suparjiyanto dia jawab saya hanya disuruh om,” paparnya.

Joko mengaku sudah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elit PDI Perjuangan di tingkat Kota Semarang, mulai dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Ia pun mempersilahkan jika dirinya akan dilaporkan ke pihak kepolisian. Dirinya juga akan melakukan hal yang sama yakni laporan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan laporan palsu.

“Saya bener menegur dan marah tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan,” pungkasnya.

Informasi yang diterima Indoraya, kondisi korban mengalami luka lebam di pelipis kanannya. Dan saat ini, korban tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Panti Wilasa, Citarum, Kota Semarang.

Share This Article
Leave a comment