INDORAYA – Pendaftaran pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Salatiga akan dibuka pada 27 Agustus 2024 mendatang. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Salatiga turut menyoroti dinamika politik menjelang pesta demokrasi di tingkat daerah tersebut.
Ketua Umum HMI Cabang Salatiga Fasikhudin Ahmad menyebutkan tiga kriteria penting yang harus dimiliki calon pemimpin di kota yang terkenal dengan nilai toleransinya tersebut. Tiga kriteria itu dalam falsafah Jawa meliputi bener (jujur) pinter (cerdas) dan kober (sempat).
“Tidak usah yang macam-macam, Salatiga itu sejuk harus dipimpin orang yang bisa bikin hati masyarakat juga sejuk. Istilah jawanya itu pemimpin harus bisa benar, bisa cerdas, dan sempat,” ujarnya dalam keterangannya.
Fasikhudin menjelaskan, bener artinya amanah, harus mengetahui bagaimana aturan main pengelolaan suatu lembaga dalam hal ini adalah pemerintahan. Pemimpin juga harus bersih jujur dan memiliki integritas.
Menurutnya, banyak tantangan dalam mengendalikan suatu institusi, godaan-godaan untuk melakukan penyelewengan juga sangat terbuka lebar. Dengan prinsip bener, maka seorang pemimpin akan terjaga hatinya dari hal-hal negatif.
Pinter artinya cerdas. Pemimpin harus memiliki kecerdasan yang baik, memiliki visi dan misi yang besar dalam rangka membawa rakyat menuju posisi yang lebih baik. Ukuran dari standar ini juga bisa dilihat dari bagaimana seorang pemimpin bisa memanajemen konflik, manajemen sistem kerja yang efektif dan efisien.
Kriteria ketiga adalah kober yang artinya sempat. Maknanya adalah seorang pemimpin harus memprioritaskan waktunya untuk memperjuangkan masyarakat, aspiratif, demokratis dan menjadi problem solver di tengah-tengah masyarakat.
Di luar itu, pendaftaran Pilkada 2024 yang berdekatan dengan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-79, dia berharap calon pemimpin dapat memaknai dan merenungkan makna kemerdekaan.
“Momentum ini seharusnya menjadi spirit bagi setiap orang yang akan melakukan pendaftaran di KPU Kota Salatiga sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Salatiga untuk merenungkan perjalanan luar biasa yang telah ditempuh oleh para pendiri bangsa,” ucap Fasikhudin.
“Renungan yang dimaksud bukan hanya sekedar mengingat perjuangan di masa lalu, namun juga berpikir bagaimana masa depan bangsa ini kedepan lebih tangguh dan lebih sejahtera gemah ripah loh jinawi,” ungkap dia.