INDORAYA – Menjelang hari Iduladha 2024, sejumlah peternak mulai memasarkan hewan kurbannya. Salah satunya peternak asal Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Aziz Muslim yang memiliki 33 ekor sapi.
Menariknya 33 ekor sapi yang diternak itu tiga di antaranya memiliki bobot jumbo, yakni mulai 950 kilogram, 970 kilogram hingga satu ton lebih.
Sapi berbobot jumbo itu merupakan jenis simental dan sudah dirawat sama Aziz selama 3,5 tahun. Bahkan, ketiga sapi ternak miliknya tersebut memiliki bobot terberat di Kota Semarang.
Sapi dengan bobot satu ton untuk hewan kurban, ia membanderol dengan harga Rp 150 juta per ekor.
Sebelumnya pernah ada orang yang mencoba menawar sapi itu seharga Rp100 juta. Namun enggan dilepas, Aziz memilih menunggu jika ada orang yang berani mengeluarkan kocek sebesar Rp 150 juta.
“Kami punya sapi ukuran jumbo tiga ekor. Kemarin ada yang mau borong tiga-tiganya Rp300 juta. Tapi saya nggak mau,” ujarnya saat ditemui Indoraya di kediamannya, Selasa (4/6/24).
Aziz mengatakan bahwa selama 3,5 tahun merawat, ia selalu memperhatikan asupan makanan dan gizi dari sapi peliharaannya.
Misalnya makanan yang diberikan untuk sapi, seperti ketela, ampas tahu, serta katul. Vitamin juga tak lupa diberikan Aziz untuk sapinya. Hal itu dilakukan agar tetap sehat dan pertumbuhannya maksimal.
Selain itu juga peternak asal Gunungpati ini pun memperhatikan kandang. Setiap harinya, kandang selalu dibersihkan agar sapi terhindar dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) atau virus lato-lato.
Aziz juga membeberkan untuk biaya perawatan ia harus merogoh kocek Rp 4 juta setiap bulannya. Wajar saja, jika dirinya mempertimbangkan untuk tidak mau menjual di bawah harga standar.
Selain menjual sapi berukuran jumbo, Aziz juga menyediakan sapi kurban berukuran sedang. Ada 30 ekor dengan berat bobot dari 250-600 kilogram.
“Sapi kelas ekonomi sudah laku 15 ekor. Perawatan sapi itu seperti manusia, kadang mudah, kadang sulit. Untuk menu makannya juga harus disesuaikan dengan moodnya,” ungkap Aziz.
Disinggung sudah berapa lama terjun menjadi peternak hewan kurban, Aziz mengaku mulai bertenak 30 tahun lalu. Kala itu, ia membeli lima ekor kambing dan kemudian dikembangkanbiakkan. Jerih payahnya berternak kambing pun terbayarkan hingga ia sanggup membeli sapi
“Tahun 1990an saya pernah menjual 400 ekor kambing. Karena sekarang banyak pesaing, paling kambing lakunya sekitar 70 ekor,” tuturnya.
Tentunya, momentum Iduladha menjadi berkah tersendiri untuk Aziz. Lantaran, ia bisa mendapatkan banyak pundi-pundi rupiah dari hasil penjualan hewan kurban. Bahkan selepas idulfitri, Aziz sudah mulai mempromosikan ternak-ternaknya ke orang lain.
Ketika wilayah Jawa Tengah dilanda PMK dan virus lato-lato dalam beberapa tahun terkahir, dia merasa bersyukur semua hewan ternak miliknya tidak terjangkit penyakit-penyakit tersebut.
Hewan ternaknya pun ludes jadi buruan masyarakat yang mencari hewan kurban dalam kondisi sehat.
“Mungkin seminggu mau iduladha baru meningkat. Kami menggratiskan biaya ongkos kirim ke seluruh Kota Semarang. Setahun yang lalu pernah ada orang Kebumen beli sapi disini,” paparnya.