Ad imageAd image

Jelang Bulan Suci Ramadan, Kesbangpol Jamin Jateng Tetap Kondusif

Athok Mahfud
By Athok Mahfud 955 Views
2 Min Read
Kepala Kesbangpol Jateng, Haerudin. (Foto: Athok Mahfud/Indoraya)

INDORAYA – Menjelang bulan suci Ramadan yang jatuh pada 23 Maret mendatang, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah (Jateng) menjamin situasi di wilayah Jateng tetap stabil dan kondusif. Berbagai konflik sosial dijamin tidak akan terjadi di tengah-tengah perayaan ibadah puasa.

Kepala Kesbangpol Jateng Haerudin mengatakan bahwa pihaknya akan menggandeng sejumlah organisasi keagamaan untuk dapat menciptakan stabilitas dan kondusivitas wilayah. MUI dan FKUB Jateng bakal dilibatkan untuk memberikan literasi keagamaan yang positif.

“MUI ikut andil besar, turut aktif dalam menciptakan stabilitas dan kondusivitas wilayah. Karena tidak semua harus disentuh dari sisi literasi umum, tapi dari literasi keagamaan juga penting menghadapi bulan suci Ramadan,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kesbangpol Jateng, Senin (13/3/2023).

Haerudin meyakini bahwa kondusivitas menjelang peringatan hari-hari besar keagamaan dapat dicapai dengan melakukan komunikasi secara intens dengan sejumlah lembaga maupun organisasi masyarakat. Dialog sangatlah diperlukan untuk menghindari potensi konflik yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Sejauh ini Kesbangpol Jateng terus melibatkan elemen dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas. Sehingga diharapkan Jawa Tengah bisa selalu terhindar dari gejolak yang disebabkan oleh perbedaan pandangan dan keyakinan.

“Harapannya bukan sekedar Ramadan, tapi juga cipta-cipta kondusivitas ke depannya. Kesbangpol ini kan menggandeng semua pihak, terutama tokoh masyarakat dan tokoh agama yang diwakili FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama),” ucapnya.

“Harapannya masyarakat tidak cukip hanya dapat sentuhan literasi-literasi diskusi, tapi juga sentuhan literasi keagamaan sesuai agama dan keyakinan masing-masing,” imbuh Haerudin.

Selain itu, pelibatan FKUB yang menaungi pemeluk lintas agama juga diharapkan dapat mewujudkan toleransi. Sehingga nilai-nilai toleransi bisa diimplementasikan, kerukunan umat beragama bisa terus terjalin di tengah kondisi masyarakat Jawa Tengah yang multi kultur.

“Kita punya keyakinan memang harus kuat sesuai agama masing-masing. Tapi toleransi juga harus kita ciptakan, jangan sampai keyakinan kuat kemudian meninggalkan toleransi. Kita kan multi agama multi etnis dan kita semua ingin merawat NKRI ini supaya selalu kondusif,” pungkas Haerudin.

Share this Article
Leave a comment