INDORAYA – Calon Wakil Wali (Cawawali) Kota Semarang nomor urut 2, Joko Santoso menegaskan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam menjawab persoalan yang sedang meresahkan warga Kota Semarang saat ini, yaitu fenomena kreak atau gangster.
Untuk membentengi pemuda agar tidak terjerumus pada aktivitas merugikan, Joko menekankan pentingnya pendidikan karakter. Oleh sebab itulah dalam program yang diusungnya bersama Yoyok Sukawi, urusan pendidikan akan menjadi prioritas.
“Akhlak akan kita perbaiki dahulu. Makanya prioritas program Yoyok-Joss itu sekolah digratiskan,” kata Joko dalam Sapa Milenial yang digelar oleh Relawan X-tra J055 di kawasan BSB Jalan Ngaliyan-Mijen, Kota Semarang, Sabtu (26/10/2024).
“Kemudian mendorong pengembangan TPQ dan Madin, ini untuk membentuk karakter, membentengi generasi muda dari perilaku negatif atau aksi yang meresahkan masyarakat,” imbuh Joko Joss, sapaan akrabnya.
Ia juga memberikan motivasi dengan mengajak generasi muda untuk aktif berorganisasi. Pasalnya menurut pemuda harus bisa menjadi pelopor pembangunan dalam mengisi kemerdekaan, karena permasalahan hari ini bisa selesai dari peran para pemuda.
“Ada yang ikut PMII, ada yang ikut HMI, IMM, IPNU, SAPMA PP, dan sebagainya. Itu sangat positif. Insya-Allah tidak rugi kalau ikut organisasi, tapi manfaatnya tidak sekarang. Jaringan itu penting, sahabat itu penting. Mereka akan menolong saat kita kesusahan,” kata Joko.
Joko juga mendorong agar pemilih muda yang jumlahnya mendominasi dalam Pilwakot Semarang 2024 ini aktif berpartisipasi dan menggunakan haak pilihnya. Dia mengajak generasi muda tidak apatis terhdap politik dan pesta demokrasi.
“Ada sekitar 52 persen data pemilih di bawah usia 40 tahun, berarti yang menentukan Kota Semarang akan menjadi seperti apa itu ada peran besar para pemuda. Makanya generasi muda harus memberikan masukan kepada pemimpinnya,” ucapnya.
Sejalan dengan hal itu, Joko yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang tersebut mengungkapkan programnya untuk mewujudkan warga Semarang pandai dan sehat.
“Kita ada program yang namanya hasta karya, Semarang Pinter dan Sehat. Ini menjadi fondasi terbentuknya Kota Semarang yang lebih maju dan bermartabat, yang kalau saya singkat menjadi Semarang Mantab,” kata dia.
Dia menegaskan, jika dirinya dan Yoyok Sukawi nantinya diamanati untuk memimpin Kota Semarang, maka akan memperhatikan generasi muda dengan memperbanyak ruang berkumpul dan bersosialisasi untuk mengekspresikan diri secara positif.
“Setiap kecamatan ada ruang untuk berekspresi positif, baik itu kongkow, olahraga, dan sebagainya, sesuai bakat dan minatnya,” kata Joko.
Kemudian, kata dia, pihaknya juga akan memberikan pelatihan pra kerja bagi anak muda yang baru saja lulus baik sekolah ataupun kuliah.
Senada, Ketua Relawan X-tra J055, Maftukin alias Maskin Sadewo menegaskan peran generasi muda (milenial dan zilenial). Oleh karena itu ia menggalang kekuatan dari dua generasi itu dalam relawan X-tra J055.
Fenomena kenakalan remaja, menurut dia, dapat terjadi karena salah satunya kurangnya perhatian pemerintah dalam memberikan ruang berekspresi.
“Nah, daripada jadi kreak, milenial ini kita rangkul, harus kita wadahi,” jelasnya.
Targetnya, kata dia, generasi milenial dan zilenial mendukung pasangan calon yang potensial menang, dan bisa menerima masukan generasi milenial dan gen Z. Kebutuhan itu, kata dia, telah terakomodir dalam program kampanye pasangan Yoyok-Joss.
Beberapa di antaranya ia menyebut sekolah gratis, beasiswa, ruang aktualisasi diri dan lapangan pekerjaan. “Hari ini milenial butuh itu, makanya kita butuh pemimpin yang pro milenial,” tegasnya.
“Kami bisa menjembatani untuk bertemu dengan calon pemimpin potensial menang, ke depan itu jika nanti Yoyok-Joss jadi, kita akan tagih itu,” tandas Maftukin.