INDORAYA – Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sering diejek banyak orang di berbagai platform media sosial karena menjadi provinsi dengan upah yang paling rendah di Indonesia. Kelompok buruh memberikan respon terkait hal tersebut.
Diketahui UMP Jateng tahun 2025 yang baru saja ditetapkan Pj Gubernur sebesar Rp2.169.349. Angka ini naik sebesar 6,5 persen, naik hanya Rp132.402 dari tahun 2024 lalu di angka Rp2.036.947.
Menanggapi hal ini, Koordinator lapangan aksi kawal penetapan UMK, Sumartono mengatakan pihaknya merasa tersinggung karena upah buruh di Jateng sering diejek. Namun dia mengakui bahwa ini fakta.
“Kalau sering diejek kami tersinggung ya, tapi memang kenyataannya seperti itu,” katanya saat ditemui di sela-sela aksi kawal penetapan UMK di depan Gedung Gubernur Jateng, Rabu (18/12/2024).
Dia berkata, pihaknya sering melakukan aksi turun ke jalan setiap penetapan UMK untuk menuntut pemerintah menetapkan upah dengan layak, sehingga tidak lagi menjadi bahan ejekan.
“Jadi memang posisi kami seringkali turun ke jalan ya kami ingin mendongkrak apa yang menjadi ejekan selama ini,” ungkap Sumartono.
Pihaknya merasa prihatin dengan kondisi upah di Jawa Tengah. Apalagi Kabupaten Banjarnegara menjadi daerah dengan besaran UMK paling rendah di Indonesia.
Diketahui UMK Banjarnegara yaitu sebesar Rp2.038.005,00, naik Rp 79.835 atau 4,08 persen dibandingkan UMK tahun 2023 yang nominalnya Rp 1.958.170.
“Karena di mana posisi Jawa Tengah teruama Banjarnegara sampai sekarang itu masih ranking satu dari bawah, seluruh dunia bahkan mungkin,” terang Sumartono.