INDORAYA – Sejumlah pengusaha laundry merasakan hikmah di balik bencana banjir yang melanda Kota Semarang sejak Rabu (13/3/2024). Musim hujan menjadi ladang rezeki bagi para pengusaha laundry.
Akibat banjir yang merendam sejumlah wilayah di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini, jasa laundry pun ramai orderan. Hal ini karena banyak warga yang rumah dan barang-barangnya terkena banjir, sehingga membutuhkan jasa mencuci pakaian.
Pemilik Source of Cleannes (Soce) Laundry, Nurul Huda mengakui adanya peningkatan pelanggan pasca terjadi banjir dalam satu pekan terakhir ini. Banyak warga ingin membersihkan pakaiannya di tempat laundry yang dia kelola.
Pria berusia 27 tahun itu berkata, orderan yang dia terima pada saat banjir meningkat tiga kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. Dia merasa ada hikmah dan berkah di balik bencana yang melanda Kota Lunpia.
“Dengan adanya banjir yang terjadi akhir-akhir ini intensitas orang yang laundry meningkat karena banyak pakaian-pakaian pelanggan yang terendam air,” katanya, Selasa (19/3/2024).
Soce Laundry berlokasi di Jalan Gajah, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Di sana ada dua karyawan atau pekerja yang setiap harinya mengurus cucian pakaian pelanggan.
Pada masa cuaca ekstrem hingga terjadi banjir ini, orderan di Soce Laundry per hari bisa mencapai 100 kilogram. Terdiri dari berbagai jenis pakaian, mulai baju, celana, seprai tidur, dan lain-lain.
“Kalau peningkatan dari hari biasanya tiga kalu lipat, biasanya pelanggan itu ada 15 sekarang mungkin sekitar 40 sampai 50-an orang. Kalau kiloannya bisa sampai 100 kilogram per hari,” ungkap Huda.
Meskipun ramai orderan, tidak adanya sinar matahari di musim hujan tidak menghambat proses pengerjaan. Soce Laundry tidak bergantung pada cahaya matahari, melainkan menggunakan dryer untuk mengeringkan pakaian hasil cucian.
“Jadi untuk cuaca apapun baik itu hujan itu tidak mempengaruhi apapun produksi atau proses pakaian dalam laundry,” ucap Huda.
Dia mengatakan, tarif untuk jasa laundry berbeda-beda, disesuaikan dengan layanan yang diinginkan pelanggan. Cuci kering lipat per kilo Rp 6 ribu, cuci kering setrika Rp 8 ribu, hingga service komplit Rp 10 ribu. Dari sini Huda mengaku omzet atau keuntungannya meningkat.
“Omzetnya naik 3 kali lipat dari beberapa hari sebelumnya ya pengaruh juga bulan Ramadan salah satu faktor kenaikan laundry pada akhir-akhir ini,” tandas Huda.
Sementara itu, Wiji (56), salah satu pekerja di Hanum Laundry di Kelurahan Mlatiharjo juga merasakan pesanan cuci pakaian lebih banyak pada saat banjir. Biasanya 15 kilogram per hari, pasca banjir kemarin bisa mencapai 30 kilogram.
Meski begitu kendalanya yakni terkadang pelanggan meminta orderan cepat jadi. Namun masalahnya di musim hujan untuk mengeringkan cucian membutuhkan sinar matahari.
“Kadang mereka mintanya cepet tapi saya sudah ngomong kalau cepet gak bisa cuma kalau pengen cepet ya nyari tempat lain,” ungkap Wiji.
Untuk tarif laundry juga berbeda-beda. Kalau cuci kering Rp 3 ribu dan cuci setrika Rp 5 ribu. Wiji berkata, banyaknya orderan di masa banjir ini tentu keuntungan juga meningkat.
“Keuntungan yang tahu bosnya, tapi permintaan meningkat karena banyak orang yang kebanjiran,” kata perempuan yang sudah dua tahun bekerja di Hanum Laundry tersebut.